Daftar Isi:
  • Anak yang melakukan tindak pidana dan telah melalui proses hukum akan dimasukkan ke dalam Lembaga Pemasyarakatan (saat ini beralih nama menjadi Lembaga Pembinaan). Jumlah penghuni Lembaga pembinaan diseluruh Indonesia mencapai 3.468 orang baik tahanan maupun warga binaan. Sedangkan penghuni yang berada di Jawa Barat sebanyak 310 orang. Warga binaan remaja akan mengalami beberapa perubahan psikologis ketika mereka harus menjalani kehidupan di dalam penjara sebagai akibat dari tindakan yang dilakukannya dan mengakibatkan stres (Putri,Dwike 2013). Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat stres pada remaja diLembaga Pembinaan Khusus Anak. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, populasi dalam penelitian ini remaja yang menjalani masa pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas IIA Bandung sebanyak 153 orang.Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 61 responden. Hasil penelitian di dapatkan lebih dari setengahnya (72,1%) atau 44 remaja mengalami tingkat stres normal, sebagian kecil (9,8%) atau 6 remaja mengalami tingkat stres ringan, sebagian kecil (11,55%) atau 7 remaja mengalami tingkat stres sedang, sebagian kecil (6,6%) atau remaja mengalami tingkat stres berat. Untuk bagian pihak pelayanan kesehatan di lembaga pembinaan khusus anak agar meningkatkan kemampuan remaja yang berada di lembaga pembinaan dalam membangun mekanisme koping dengan menggali kemampuan dalam mengatasi masalah, memberikan keyakinan positif terhadap semua hal dengan cara mensyukuri apa yang kini mereka jalani dan menerima keberadaanya di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas IIA Bandung dan untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian mengenai mekanisme koping remaja yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Kelas IIA Bandung