Daftar Isi:
  • Prevalensi penderita Diabetes Melitus (DM)di Indonesia meningkat pada tahun 2007 yaitu 1,1% menjadi 2,4%pada tahun 2013. DM merupakan penyakit metabolik, peningkatan kadar glukosa dalam darah, yang dapat mengakibatkan Neuropati Diabetik yang merupakan kerusakan saraf sebagai komplikasi serius akibat diabetes . Kejadian penyakit DM kecenderungan meningkat di Kota Bandung, dan berdasarkan dari angka kejadian neuropati diabetik pada penderita DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Al-Ihsan terdapat 116 pasien dalam 3 bulan terakhir. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui factor resiko terjadinya Neuropati pada penderita DM tipe 2 berdasarkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, jenis kelamin dan lamanya klien menderita DM, dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi meliputi hipertensi, dan dyslipidemia. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (non-eksperimen) deskriptif, dengan teknik pengukuran langsung menggunakan alat pengukur tinggi badan, berat badan, cek kolesterol dan pengukur tekanan darah.Pengambilan sampel menggunakan metode Non-Random Sampling(Non-Probability) dengan pendekatan Purpose Samplingdengan jumlah sampel sebanyak 47 orang. Hasil dan kesimpulan faktor resiko neuropati dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi berdasarkan nilai tertinggi dari usia 20 orang (42.6%) lansia akhir, jenis kelamin 29 orang (61.7%) berjenis kelamin perempuan, lamanya menderita DM 24 orang (51.1%) < 5 tahun, dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi dari nilai tertinggi dari hipertensi 28 orang (59.6%), dyslipidemia >240 23 orang (48.9%). Saran yang bisa dilakukan oleh petugas kesehatan yaitu dilakukannya penyuluhan kesehatan seputar faktor resiko neuropati pada riwayat DM tipe 2, dan penyuluhan tentang pentingnya melakukan cek kesehatan rutin, dan menganjurkan mengukur tekanan darah 1 bulan sekali.