Daftar Isi:
  • ABSTRAK Diare merupakan penyakit infeksi usus yang menjadi masalah kesehatan di negara berkembang termasuk Indonesia. Pengobatan menggunakan obat kimia dapat menimbulkan efek samping. Perlu dilakukan pengobatan alternatif herbal. Daun beluntas adalah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat diare, senyawa aktif yang teridentifikasi dalam daun beluntas yaitu fenol, tanin, alkaloid, steroid dan minyak atsiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas infusa daun beluntas sebagai antidiare. Diawali dengan pembuatan infusa daun beluntas dengan konsentrasi 5%, 10% dan 20%, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan dengan 6 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit, dengan menggunakan dua metode yaitu metode proteksi terhadap oleum ricini, parameter yang diamati adalah frekuensi diare, bobot feses dan konsistensi feses sedangkan metode transit intestinal parameter yang diamati adalah nilai rasio (%) jarak marker yang ditempuh oleh sesuatu marker dalam waktu tertentu terhadap panjang usus keseluruhan. Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa infusa daun beluntas pada konsentrasi 5%, 10% dan 20% memiliki aktivitas antidiare bekerja dengan menurunkan frekuensi diare, memperkecil bobot feses dan menghambat pembentukan feses cair dengan baik (memperbaiki konsistensi feses), apabila dilihat dari hasil uji statistik kelompok uji konsentrasi 5%, 10% dan 20% tidak memiliki perbedaan bermakna secara signifikan dengan kelompok obat pembanding (NodiarĀ®), tetapi kelompok uji konsentrasi 5%, 10% dan 20% tidak memiliki aktivitas antidiare yang bekerja sebagai antimotilitas, karena dilihat dari hasil nilai rasio, memiliki nilai rasio yang lebih besar dari kelompok kontrol negatif.