Daftar Isi:
  • Status sekretor didefinisikan sebagai individu yang dapat mensekresi antigen ABH ke dalam cairan tubuh selain darah, termasuk urine. Sedangkan non sekretor didefinisikan sebagai individu yang hanya dapat mensekresi sedikit atau tidak sama sekali antigen ABH ke dalam cairan tubuh sehingga dalam cairan tubuhnya tidak mengandung antigen tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka dilakukan pemeriksaan dengan segera setelah pengambilan spesimen. Namun dari hasil temuan di lapangan terdapat kesulitan pada pemeriksaan segera. Hal ini disebabkan adanya rentang waktu pengambilan sampai dengan pengiriman barang bukti ke laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan titer hemaglutinasi inhibisi dan status sekretor pada spesimen urine yang diperiksa segera dan ditunda selama 2 jam pada suhu ruang (24o-27oC). Metodologi dari penelitian ini menggunakan 30 sampel urine sekretorik yang terdiri dari 14 orang bergolongan darah A, 11 orang bergolongan darah B, dan 5 orang bergolongan darah AB. Dari ketigapuluh data pemeriksaan menunjukkan hasil, yaitu 8 sampel (26,67%) stabil dan 22 sampel (73,33%) tidak stabil. Kemudian dilakukan uji statistik menggunakan uji One Sample T Test dan didapatkan nilai signifikan yaitu 0.000 (<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat perubahan bermakna antara titer hemaglutinasi inhibisi dan status sekretor spesimen urine yang diperiksa segera dengan yang diperiksa setelah di tunda selama 2 jam pada suhu ruang (24o-27oC).