PERBEDAAN VARIASI KETEBALAN SERUTAN KAYU SEBAGAI PENYERAP KEBISINGAN MESIN BLOWER PT. INDOLAKTO CICURUG
Daftar Isi:
- PT. Indolakto Cicurug adalah industri dalam negeri yang bergerak dibidang pengolahan susu. Berdasarkan data hasil pengukuran bulan Januari tahun 2017 menunjukan terdapat 22 area yang menjadi fokus pemantauan kualitas kebisingan lingkungan kerja di PT. Indolakto Cicurug. Dari ke-22 mesin tersebut terdapat mesin blower yang berfungsi sebagai penyedia udara dalam proses aerasi di WWTP yang memiliki intensitas kebisingan mencapai 97 db(A). Maka dari itu perlu dilakukan suatu pengendalian yang dapat meredam kebisingan yang dihasilkan oleh mesin blower tersebut. Jenis penelitian menganai penyerap kebisingan berbahan dasar serutan kayu dengan ketebalan 10 cm dan 7 cm ini yaitu penelitian eksperimen semu dengan desian pretest-posttest without control. Populasi dalam penelitian ini yaitu ke-4 mesin yang terdapat di ruang blower dengan sampel mesin nomor 3. Teknik pengambilan data kebisingan mengacu pada SNI 7231-2009 tentang kebisingan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, intensitas kebisingan mesin 3 di ruang blower sebelum diberikan perlakuan yaitu 89,14 – 89,24 dB(A) dan setelah diberikan perlakuan berupa penyerap kebisingan berbahan dasar serutan kayu dengan ketebalan 10 cm yaitu rata-rata 78,52 dB(A). Sedangkan penyerapan intensitas kebisingan ketebalan 7 cm yaitu rata-rata 79,34 dB(A). Persentase penyerapan intensitas kebisingan pada penyerap berbahan dasar serutan kayu dengan ketebalan 10 cm rata-rata sebesar 10,63 dB(A) (11,92%) dan dengan ketebalan 7 cm rata-rata sebesar 9,80 dB(A) (11,00%). Maka dari itu penyerap kebisingan berbahan dasar serutan kayu yang paling efektif digunakan yaitu penyerap kebisingan dengan ketebalan 10 cm.