Daftar Isi:
  • Status sekretor merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mensekresi antigen ABH kedalam cairan tubuh lain seperti saliva, keringat, air mata, dan semen. Secara umum status sekretor dibedakan menjadi dua yaitu sekretor dan non sekretor, golongan sekretor didefinisikan sebagai individu yang menghasilkan antigen ABH pada cairan tubuh, sedangkan golongan non sekretor didefinisikan sebagai individu yang menghasilkan sedikit atau tidak sama sekali antigen ABH pada cairan tubuhnya. Pemeriksaan supernatan saliva sebaiknya dilakukan segera setelah pengolahan sampel agar diperoleh hasil yang optimal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemeriksaan saliva, yaitu pengambilan sampel dan waktu penyimpanan sampel, Supernatan saliva jika disimpan dalam waktu yang lama akan menyebabkan penurunan antigen golongan darah yang terdapat pada saliva.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perubahan titer hemaglutinasi inhibasi dan status sekretor pada supernatan saliva yang diperiksa segera dan setelah penyimpanan selama 2 jam pada suhu 2-80C. Metodologi dari penelitian ini menggunakan 30 sampel saliva sekretorik yang terdiri dari 13 orang bergolongan darah A, 11 orang bergolongan darah B dan 6 orang bergolongan darah AB. Pemeriksaan status sekretor dilakukan dengan metode Aglutinasi Inhibisi. Dari ketigapuluh data pemeriksaan status sekretor menunjukkan hasil, yaitu 10 sampel (33,3%) stabil dan 20 sampel (66,7%) tidak stabil. Setelah itu dilakukan uji statistik Uji One Sample T-Test dan didapatkan nilai signifikan (p) yaitu 0.000 (<0.05). Hal ini menunjukan bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna antara titer status sekretor pada supernatan saliva yang diperiksa segera dan disimpan selama 2 jam pada suhu 2-80C