Daftar Isi:
  • Nyamuk Culex sp merupakan vektor penyebab penyakit filariasis (kaki gajah). Salah satu cara pengendalian nyamuk yaitu dengan insektisida kimia, namun penggunaannya dapat menimbulkan masalah baru yaitu resistensi nyamuk dan pencemaran lingkungan. Perlu adanya insektisida alami yang lebih aman bagi lingkungan, salah satunya yaitu daun sukun (Artocarpus altilis). Kandungan daun sukun yang berperan sebagai insektisida adalah alkaloid dan flavonoid.Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan berbagai konsentrasi ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) sebagai obat nyamuk elektrik terhadap kematian nyamuk Culex sp. Desain penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 600 ekor nyamuk. Tiap kandang uji dibutuhkan 25 ekor nyamuk dengan 3 perlakuan, 6 kontrol dan 6 kali pengulangan. Hasil penelitian setelah 6 jam dikontakkan kemudian pengamatan setelah 24 jam didapatkan hasil rata-rata kematian nyamuk pada konsentrasi 35% sebanyak 9 ekor (36%), konsentrasi 40% sebanyak 14 ekor (55,36%) dan konsentrasi 45% sebanyak 21 ekor (84%). Suhu udara ruangan pada saat penelitian 26,7°C-27,2°C dan kelembaban udara ruangan 61,0%-74,0%. Hasil analisis bivariat menggunakan anova one way dengan tingkat signifikan 0,05 didapat nilai P ≤ α (0,000 ≤ 0,05), sehingga terdapat perbedaan berbagai konsentrasi ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) sebagai obat nyamuk elektrik terhadap kematian nyamuk Culex sp. Hasil uji Tukey’s-b menunjukan konsentrasi 45% ekstrak daun sukun merupakan konsentrasi efektif dalam membunuh nyamuk Culex sp karena mampu membunuh 21 ekor nyamuk dengan persentase 84%,dan analisa menurut komisi pestisida konsentrasi ekstrak daun sukun 45% merupakan konsentrasi efektif karena kematian nyamuk mencapai paling sedikit 80% dalam waktu 24 jam. Disarankan agar dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengendalikan nyamuk Culex sp dengan menggunakan ekstrak daun sukun.