PENERAPAN ASKEP PADA PASIEN NY. N DENGAN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DEXTRA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS

Main Author: Bahtiar, Sitti Maryam
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Poltekkes Kemenkes Makassar , 2018
Online Access: http://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakeperawatan/article/view/753
http://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakeperawatan/article/view/753/pdf
Daftar Isi:
  • Latar belakang. Fraktur merupakan terganggunya kesinambungan jaringan tulang yang dapat disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Salah satu masalah yang terjadi pada pada pasien post operasi fraktur banyak mengalami keterterbatasan gerak sendi, fraktur di Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar ketiga dibawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis.Tujuan. Memperoleh gambaran penerapan asuhan keperawantan pada pasien post operasi fraktur femur dextra dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas.Metode. Studi kasus ini menggunakan rancangan deskriptif merupakan jenis penelitian yang hanya menggambarkan atau memaparkan variabel yang diteliti tanpa menganalisa hubungan antara variable. Studi kasus ini menggunakan pendekatan proses keperawatan dan menjabarkan asuhan keperawatan. Pendekatan studi kasus yang dilakukan pada pasien yang mengalami fraktur femur pada tanggal 08 s/d 10 Mei 2018 di Ruang Asoka RS TK II Pelamonia Makassar.Hasil. Penelitian menunjukkan mobilitas fisik terganggu dengan keadaan lemah, terpasang spalak, nampak kesulitan membolak-balikan posisi, ketidak mampuan memenuhi kebutuhan ADLnya dan mengalami fraktur. Diagnosa yang muncul hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan rangka neuromuskuler. Intervensi dan implementasi yang dilakukan megobservasi TTV, mengkaji kemampuan pasien untuk mobilisasi, melakukan latihan aktif dan pasif. Tensi :130/70 mmHg, Nadi: 82x/menit, Suhu: 36,50c, P: 20x/menit, pasien nampak terbaring di tempat tidur, pasien hanya bisa mengerakkan ekstremitas atas karena extremitas bawah bagian dextra mengalami fraktur.Kesimpulan. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskler belum teratasi didukung dengan data yang belum sesuai kriteria hasil yang ditegakkan