ANALISIS PERBANDINGAN MODEL KONTRAK APBN DAN APBD TERHADAP MODEL KONTRAK FIDIC
Main Authors: | Arief, Ediyanto, Hardjomuljadi, Sarwono |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Muhammadiyah Jakarta
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/konstruksia/article/view/6966 https://jurnal.umj.ac.id/index.php/konstruksia/article/view/6966/4341 |
Daftar Isi:
- Pemerintah Indonesia menginvestasikan ratusan triliun rupiah setiap tahun dalam membangun infrastruktur. Kontrak konstruksi adalah salah satu jaminan untuk memastikan keberhasilan proyek, oleh karena itu klausula-klausulanya harus efisien, adil dan berimbang. Makalah ini terdiri dari perbandingan Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) APBN dan APBD terhadap model kontrak FIDIC General Conditions of Contract (GCC) 1999. Selain itu bertujuan untuk menganalisis sepuluh penyebab utama klaim yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Provinsi Banten. Kemudian mencocokkan penyebab klaim pada SSUK APBN dan APBD, yang kemudian dibandingkan dengan FIDIC GCC. Metodologi yang digunakan untuk menentukan penyebab klaim tertinggi adalah Relative Important Index (RII). Analisis perbandingan menggunakan Metodologi Multistep. Berdasarkan hasil analisis faktor, ditemukan sepuluh faktor dominan yang menyebabkan klaim di Provinsi Banten, dengan tiga tertinggi : 1) ketersediaan dan kepemilikan lahan kerja, 2) ambigu dalam memaknai klausula kontrak, 3) perubahan desain. Hasil analisis menunjukkan bahwa FIDIC GCC adalah kontrak yang paling efisien, adil, dan seimbang terhadap manajemen klaim. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk mengadopsi model kontrak FIDIC karena memiliki keuntungan pada sebagian besar aspek sebagai model kontrak konstruksi Indonesia.