STUDI DESKRIPTIF KOMPLIKASI MAKROANGIOPATI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RS TEBET TAHUN 2013-2016

Main Authors: Sibuea, Sorta, Subroto, Nurwahidin Wishnu Adi
Other Authors: Siagian, Forman Erwin, Alfarabi, Muhammad, Suryowati, Trini, Sirait, Robert Hotman, Sitompul, Fransiska, Cing, Jap Mai, Sitompul, Yunita RMB
Format: BookSection PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: FK UKI , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.uki.ac.id/959/1/STUDI%20DESKRIPTIF%20KOMPLIKASI%20MAKROANGIOPATI%20PADA%20PASIEN.pdf
http://repository.uki.ac.id/959/
Daftar Isi:
  • Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik kronik yang ditandai dengan hiperglikemia. Dua kategori utama dari DM adalah tipe 1 dan tipe 2. Kedua tipe DM didahulu dengan fase abnormal dari homeostasis glukosa selama proses patogenik berlangsung, DM tipe 2 adalah DM yang terjadi dengan adanya resistensi dari insulin dan kerusakan sekresi insulin. Beberapa studi mengatakan bahwa resisten dari insulin menyebabkan defek dari sekresi insulin akan tetapi diabetes terjadi disaat sekresi insulin menjadi tidak adekuat.1 Berdasarkan penelitian oleh WHO didapatkan bahwa terjadi adanya peningkatan prevalensi DM pada penduduk di Benua Asia Tenggara dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, terdapat 8% populasi penduduk mengalami DM dan terjadi peningkatan menjadi 9% pada tahun 2014.2 International Diabetes Federation (IDF) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi DM di Indonesia sekitar 4,8% dan lebih dari setengah kasus DM (58,8%) adalah DM tidak terdiagnosis. IDF juga menyatakan bahwa sekitar 382 juta penduduk dunia menderita DM pada tahun 2013 dengan kategori DM tidak terdiagnosis adalah 46%,diperkirakan prevalensinya akan terus meningkat dan mencapai 592 juta jiwa pada tahun 2035.2,3 Karasteristik dari DM merupakan penyakit kronik dengan kondisi seseorang disertai dengan hiperglikemik yang dapat menyebabkan kerusakan sel yang menimbulkan komplikasi kronik pada pasien diabetes. Komplikasi kronik dari DM mempengaruhi banyak sistem organ dan kelangsungan hidup seseorang, dibagi menjadi sub-kategori menjadi dua yaitu komplikasi mikroangiopati (diabetik nefropati, neuropati dan retinopati) dan makroangiopati (penyakit arteri koroner, PAD, SH dan SNH). Penyakit arteri koroner (CAD) pada pasien DM tipe 2 memiliki risiko tingkat kematian dua sampai empat kali lipat lebih tinggi dari DM tipe 1.4,5 Komplikasi terbanyak adalah neuropati yang dialami 54,0% penderita DM yang dirawat di RSCM pada tahun 2011 diikuti diabetik retinopati sebanyak 33,4% dan proteinuria sebanyak 26,5%. Prevalensi dari Makroangiopati yang terjadi antara lain PAD sebanyak 10,9% dan Stroke sebanyak 5,3%.5 Berdasarkan data tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut penyakit komplikasi makroangiopati yang terjadi pada pasien DM tipe 2 di rumah sakit (RS). Dengan demikian, peneliti melakukan penelitian tersebut di RS Tebet, Jakarta Timur. Diharapkan dengan adanya tulisan ini tenaga kesehatan dapat mengetahui prevalensi kejadian komplikasi makroangiopati dari DM tipe 2 dan juga dapat mengetahui komplikasi makroangiopati yang banyak terjadi pada pasien DM tipe 2 di RS Tebet