HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI DEPARTEMEN OBSTERI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2011

Main Author: Vita Altamira, Nim. 702008034
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/189/1/SKRIPSI99-1704066274.pdf
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/189/
Daftar Isi:
  • Persalinan prematur merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada ibu yang mengalami ketuban pecah dini karena setelah pecah biasanya segera disusul oleh persalinaa Dan persalinan prematur sampai saat ini tetap merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian perinatal, sedangkan kejadian kelahiran prematur tidak berubah dalam dekade terakhir meskipun terdapat perbaikan strategi yang agresif dalam pengelolaan persalinan prematur dengan atau tanpa ketuban pecah dini. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian persalinan prematur di Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2011. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan metode penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin menurut rekam medik di bagian Obstetri dan Ginekologi pada bulan Januari sampai dengan Desember 2011 dengan besar sampel 173 responden. Hasil pengumpulan data dianalisis dengan uji chi square. Hasil: Dari hasil penelitian ini didapatkan 173 ibu bersalin dengan ketuban pecah dini berjumlah 25 (14,5%), bukan ketuban pecah dini beijumlah 148 (85,5%) dan persalinan prematur berjumlah 13 (7,5%), tidak prematur berjumlah 160 (92,5%). Dari analisa statistik hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian persalinan prematur diperoleh nilai RP = 1,882; 95% CI (0,480-7,379), dan nilai p = 0.610. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ketuban pecah dini dengan kejadian persalinan prematur di Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2011. Dan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan studi kohort, sampel lebih banyak, serta memperhatikan faktor-faktor risiko yang belum diperhatikan dalam penelitian ini.