Perubahan Sosial Masyarakat di Kawasan Wisata Air Terjun Dlundung Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Main Author: | Maylinda Nurfadilah; Mahasiswa |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Prodi Pendidikan IPS - Fakultas Ilmu Sosial UM
, 2016
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Pend-IPS/article/view/47981 |
Daftar Isi:
- ABSTRACT Nurfadilah, Maylinda. 2015. Perubahan Sosial Masyarakat di Kawasan Wisata Air Terjun Dlundung Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Skripsi, Prodi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. I Nyoman Ruja, S.U., (II) Drs. Soetjipto, S.H., M.Pd.Kata Kunci: Perubahan Sosial, Pariwisata, MasyarakatDesa Ketapanrame merupakan salah satu desa di Kabupaten Mojokerto yang dijadikan sebagai destinasi wisata. Dampak kegiatan pariwisata yang semakin berkembang dapat menyebabkan perubahan sosial bagi masyarakat. Bentuk perubahan sosial dapat dilihat dari perubahan mata pencaharian masyarakat Desa Ketapanrame, perubahan ekonomi, dan pengaruh budaya. Rumusan masalah penelitian ini (1) Bagaimana bentuk perubahan sosial masyarakat di Desa Ketapanrame setelah adanya kawasan wisata Air Terjun Dlundung? (2) Bagaimana perubahan ekonomi masyarakat di Desa Ketapanrame setelah adanya kawasan wisata Air Terjun Dlundung? (3) Bagaimana pengaruh kegiatan pariwisata bagi kebudayaan masyarakat Desa Ketapanrame? (4) Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pariwisata di Desa Ketapanrame?Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Kehadiran peneliti sebagai instrumen kunci dan pengumpul data. Lokasi penelitian ini berada di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Informan terbagi menjadi dua yakni informan kunci dan informan pendukung yang dipilih secara snowball sampling. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang dibagi dalam empat alur yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan sosial di Desa Ketapanrame setelah adanya kegiatan wisata khususnya keberadaan wisata Air Terjun Dlundung. Bentuk-bentuk perubahan sosial tersebut terjadi karena ada perubahan pada mata pencaharian masyarakat yang beralih dari petani ke pedagang. Sehingga secara umum terjadi perubahan ekonomi masyarakat setempat yang semakin meningkat. Tidak hanya itu banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Desa Ketapanrame memberikan pengaruh bagi budaya masyarakat setempat. Budaya masyarakat Ketapanrame sedikit bergeser. Saat ini masyarakat sekitar menggunakan Bahasa Indonesia saat berkomunikasi sehari-hari, adanya perubahan cara berpakaian masyarakat yang lebih modern. Akan tetapi adanya kegiatan wisata tidak terlepas dari peran masyarakat sekitar yang telah memberikan kontribusi dalam memberikan kenyamanan saat wisatawan berkunjung. Masyarakat mendukung kegiatan wisata yang ada di lingkungannya. Sebab masyarakat Ketapanrame merupakan masyarakat yang ramah dan terbuka kepada wisatawan. Saran yang bisa diberikan bagi peneliti selanjutnya adalah agar mengkaji terkait dampak sosial di Desa Ketapanrame atau dapat meneliti tentang Wisata Air Terjun Dlundung di luar perspektif perubahan sosial.ABSTRACTNurfadilah, Maylinda. 2015. The Social Change of the Society in Dlundung Waterfall Tourist Area, Ketapanrame Village, Trawas Subistrict, Mojokerto Regency. Thesis, Social Studies Education Department, Faculty of Social Sciences, State University of Malang. Advisors: (I) Dr. I Nyoman Ruja, S.U., (II) Drs. Soetjipto, S.H., M.Pd.Keywords: social change, tourism, societyKetapanrame village is one of villages in Mojokerto Regency which is built as a tourist destination. The Impact of tourism activity which more developed can cause the social change for the society. The types of social change can be seen from the change of society’s livelihood in Ketapanrame village, the economic change, and the cultural impact. The research questions in this study are (1) How do the types of social change of the society in Ketapanrame village after there is a Dlundung Waterfall tourist area? (2) How does the economic change of the society in Ketapanrame village after there is a Dlundung Waterfall tourist area? (3) How does the impact of tourism activity for cultural society in Ketapanrame village? (4) How does involvement of the society on the tourism activity in Ketapanrame village?This study uses qualitative method. The presence of researcher is as the key instrument and the collector of data. The location of this research is in Ketapanrame village, Trawas District, Mojokerto Regency. The sources of data which are used are primary data and secondary data. The informants are divided into two which are key informant and supporter informant which are chosen by snowball sampling. The procedures of collecting data are done by observation, interview, and documentation. The technique of data analysis uses Miles and Huberman’s interactive model which are divided into three plots, they are data reduction, data presentation, and conclusion. The checking of data validity is done by the extension of participation, the persistence of observation, and triangulation.The result of this study shows that it happens the social change in Ketapanrame village after there is a tourism activity, especially the presence of Dlundung Waterfall tourist area. The types of that social change happen because there is a change of society’s livelihood which changes from as a farmer becomes a seller. So, generally it happens economic change of inhabitant which more increased. Not only that, but also many tourists who visit to Ketapanrame village give impact for the culture of the inhabitants. The cultural inhabitant of Ketapanrame is a little shifted. At this time, the inhabitant uses Bahasa Indonesia as a daily communication, there is the change of the way inhabitant dress up which more modern. However, the presence of a tourism activity cannot be separated from the role of inhabitants who give contribution in giving convenience when tourists are visiting there. Inhabitant support the tourism activity which is in their environment. It is because the society of Ketapanrame is the society which are kind and open minded to the tourists. The advice that can be given for further research is to study the social effect in the Ketapanrame village or study about Dlundung waterfall tourist area of outside in perspective of social change.