Pengaruh Pemberian Jus Apel Hijau (Mallus sylvestris Mill.) Varietas Manalagi Terhadap Kadar Glukosa Darah Postprandial Perokok Aktif Karyawan Hotel
Main Author: | Arinda Suharsanto; Mahasiswa |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Keolahragaan UM
, 2018
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Ilmu-Kesehatan/article/view/73553 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menggambarkan penduduk Indonesia yang merokok setiap hari pada populasi 10 tahun ke atas memiliki faktor resiko diabetes mellitus sebanyak 24,3%. Kandungan nikotin pada rokok adalah penyebab utama terjadinya peningkatan kadar glukosa darah dikarenakan nikotin menyebabkan gangguan metabolisme glukosa serta peningkatan resistensi insulin. Pengaruh nikotin terhadap insulin diantaranya menyebabkan penurunan pelepasan insulin akibat aktivasi hormon katekolamin, pengaruh negatif pada kerja insulin, gangguan pada sel β-pankreas dan perkembangan ke arah resistensi insulin (Ario, 2014:75). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa darah postprandial perokok aktif karyawan hotel X Malang, mengetahui pengaruh pemberian jus apel hijau terhadap kadar glukosa darah postprandial perokok aktif dan mengetahui pengaruh asupan makan terhadap glukosa darah. Penelitian ini merupakan pre experimental with pretest-posttest design dengan jumlah subjek penelitian sejumlah 15 orang yang merupakan perokok aktif karyawan hotel X Malang. Analisis data yang digunakan adalah paired sample t-test dan spearman rho dengan bantuan aplikasi SPSS versi 23. Rata-rata hasil data kadar glukosa darah postprandial subjek penelitian adalah pretest 103,20 dan posttest 99,20. Hasil uji paired sample t-test antara glukosa darah dengan pemberian jus apel hijau sig 0,366 (sig > 0,05) tidak signifikan. Hasil analisis korelasi didapatkan koefisien korelasinya positif sehingga dapat dikatakan hubungan antara glukosa darah dengan masing-masing asupan makanan searah. Nilai sig pada energi 0,000 (sig < 0,05), karbohidrat 0,040 (sig < 0,05), protein 0,004 (sig < 0,05) dan lemak 0,248 (sig > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara glukosa darah dengan asupan energi, karbohidrat dan protein, sedangkan pada lemak tidak terdapat hubungan signifikan. Sementara pada sig dietary fiber tidak muncul karena data berkumpul pada satu titik yang sama. Kekuatan korelasi antara glukosa darah dengan masing-masing asupan gizi didapatkan energi korelasi sempurna, karbohidrat korelasi sedang, protein korelasi tinggi dan lemak korelasi rendah.