METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PONDASI TIANG PANCANG DENGAN PRE-BORING PADA ABUTMENT OVERPASS LEGOWOK STA 18+555 PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN SEKSI II RUAS REMBANG-PASURUAN
Main Author: | Abi Kresna Al Hakim |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Tugas Akhir Jurusan Teknik Bangunan - Fakultas Teknik UM
, 2018
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TA-Bangunan/article/view/71668 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Al Hakim,Abi Kresna.2018.Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pondasi Tiang Pancang dengan Pre-Bording pada Abutment Overpass Legowok STA 18 + 555 pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Seksi II Rembang-Pasuruan. Proyek Akhir, Program Studi D3 Teknik Sipil dan Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, Pembimbing Drs. Ir. H. Sudomo, M.MT Kata Kunci :Pondasi,Metode Pelaksanaan,PondasiTiangPancang. Dalam tahap pelaksanaan proyek pembangunan jalan tol, salah satu item pekerjaan penting yang pertama kali dilaksanakan pada tahap struktur adalah pekerjaan pondasi. Pembangunan pondasi sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kontruksi struktur atas suatu bangunan. Menurut Sajekti Amien (2013: 9) pondasi merupakan suatu bagian dari konstruksi bangunan yang bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (struktur atas) ke dasar tanah yang cukup kuat untuk mendukungnya. Untuk tujuan tersebut, pondasi bangunan harus diperhitungkan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat, gaya, dan beban-beban perencanaan serta tidak boleh mengalami penurunan pondasi setempat ataupun merata lebih dari batas tertentu. Kegagalan pondasi dapat menyebabkan penurunan (settlement), kemiringan, keretakkan (crack), bahkan runtuhnya sebuah kontruksi (collapse). Dengan hasil pekerjaan pondasi yang kuat dan kokoh sesuai perencanaan yang tepat, maka dapat dilanjutkan pekerjaan struktur bagian atas. Secara umum, pondasi dibedakan menurut perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal merupakan pondasi dengan kedalaman dasar pondasi dari muka tanah kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤ B). Apabila kedalaman dasar pondasi dari muka tanah lebih dari lima kali lebar pondasi (D ≥ 5B) maka disebut pondasi dalam (Sajekti, 2013:10). Pemilihan jenis pondasi tersebut dipengaruhi dari perhitungan perencanaan, jenis struktur atas dan jenis tanah yang mendukungnya. Umumnya pada kontruksi beban ringan dan kondisi lapisan tanah yang cukup baik digunakan pondasi dangkal. Namun untuk konstruksi beban berat seperti pada gedung bertingkat sering digunakan pondasi dalam. Tentunya permasalahan pondasi dalam lebih kompleks daripada pondasi dangkal baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Pekerjaan pondasi tiang pancang yang cukup kompleks dibagi menjadi dua sub pekerjaan, yaitu tiang pancang dan pile cap. Pelaksanaan tiang pancang meliputi dari pekerjaan persiapan tiang pancang, pemancangan, dan pemotongan. Sedangkan pelaksanaan pile cap meliputi pekerjaan galian, bekisting, pembesian, dan perawatan. Tentu saja didalam pelaksanaannya banyak sekali permasalahan yang harus dihadapi. Mengingat lokasi proyek merupakan bekas tanah rawa, kondisi tanah yang mudah longsor, tingginya air tanah, dan sebagainya.