studi pelaksanaan pekerjaan konstruksi balok dan kolom pracetak pada pembangunan rumah susun sederhana sewa sidoarjo

Main Author: adi arief wibowo; Mahasiswa UM
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Tugas Akhir Jurusan Teknik Bangunan - Fakultas Teknik UM , 2012
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TA-Bangunan/article/view/22434
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Arief Wibowo, Adi. 2011. Studi Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Balok dan Kolom Pracetak pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Sidoarjo. Proyek Akhir, Program Studi Diploma III Teknik Sipil dan Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Drs. Adjib Karjanto, S.T., M.T. Kata Kunci : precast, pelaksanaan, kolom, balok, sistem TBR-J Permasalahan permukiman di daerah perkotaan antara lain adalah harga tanah yang meningkat pesat, tingginya akumulasi urbanisasi dan belum berpihaknya pemanfaatan tanah dan pengaturan ruang untuk masyarakat berpenghasilan rendah . Berbagai permasalahan tersebut menyebabkan tumbuh suburnya permukiman yang tidak teratur, lingkungan permukiman kumuh dan bertambahnya permukiman ilegal. Rumah susun (rusun) adalah solusi bagi penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan. Meningkatnya kebutuhan bangunan bertingkat dengan sistem pracetak seperti rumah susun mendorong timbulnya kebutuhan akan suatu rancangan struktur yang ekonomis dan dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien tanpa mengurangi kekakuan antar komponen struktur bangunan. Sistem struktur pracetak ini lebih efektif dan efisien bila dikerjakan secara berulang dan massal. Studi lapangan ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan komponen-komponen pracetak sistem TBR-J yang meliputi pekerjaan penulangan, pembuatan bekisting hingga pengecoran dan untuk mengetahui sistem smbungan yang digunakan serta proses intalasinya (erection). Untuk mendapatkan data yang valid pada penelitian ini diperlukan suatu metode studi lapangan, yaitu dengan pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada studi ini menggunakan metode: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari studi lapangan menyimpulkan bahwa: sistem pracetak TBR-J merupakan sistem pracetak SRPM (struktur rangka pemikul momen) dengan mutu beton K350. Dalam pembuatan pembuatan bekisting atau cetakan menggunakan bahan dari kayu dan pekerjaannya dapat dilakukan secara bersamaan dengan pekerjaan penulangan yang meliputi pemotongan, pembengkokan dan perakitan. Pada sambungan kolom bagian bawah disiapkan tulangan utama sepanjang 550 mm, pada bagian atas kolom disiapkan libang D50 dengan kedalaman lubang 600 mm, dan pada bagian tengah kolom terdapat beberapa tulangan pokok yang menonjol. Tulangan ini berfungsi sebagai pengait pada sambungan kolom balok. Pada ujung-ujung balok terdapan tulangan utama yang menanjol sesuai dengan gambar, tulangan tersebut berfungsi sebagai penyambung balok kolom. Sistem sambungan TBR-J ini menggunakan 2 (dua) pasang plat setengah lingkaran (bentuk C) atau plat ganda setengah lingkaran yg diisi dengan beton atau bahan grouting lainya. Mekanisme kerja system sambungan TBR-J ini adalah menyalurkan gaya tarik dari tulangan utama ke sepasang plat setengah lingkaran dan diubah menjadi gaya tekan terhadap beton atau bahan pengisi celah diantara dua plat setengah lingkaran tsb. Didalam komponen struktur tersebut akan terjadi tarikan dan tekanan. Plat baja harus kuat / kaku tertanam dalam beton sehingga dapat menahan tarikan baja tulangan dan menyalurkan ke bahan pengisi celah menjadi tegangan tekan. Dengan sistem ini sambungan antara balok dg kolom diletakan diluar kolom, bisa tepat dimuka kolom atau seperlima dari bentang balok. Sedang sambungan antara kolom lantai bawah dengan atasnya ditempatkan ditengah-tengah tinggi kolom. Sambungan kolom-kolom yg berada ditengah ketinggian akan mengurangi resiko keruwetan overlapping tulangan kolom pada daerah konsentrasi gaya (dasar dan puncak kolom), sehingga sambungan bisa lebih sederhana,tulangan bisa direduksi. Pada setiap komponen struktur bangunan mempunyai fungsi menahan beban-beban akibat bangunan itu sendiri (vertical) dan atau beban seperti angin atau gempa (horizontal). Proses erection mmenggunakan mobile crane dan metode yang dipakai adalah metode horizontal yaitu pelaksanaannya tiap satu lantai (arah horizontal bangunan). Berdasarkan hasil studi lapangan ini, disarankan: Pada proses produksi komponen pracetak merupakan produksi secara berulang-ulang atau secara masal, maka hal yang perlu diperhatikan adalah pembuatan bekisting atau cetakan. Bekisting yang terbuat dari besi yang mudah diatur sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan sehingga bekisting tetap terjaga kekuatanya. Dengan menggunakan bekisting yang terbuat dari besi akan menghasilkan komponen beton pracetak yang lebih baik dan lebih presisi dibandingkan menggunakan bekisting yang tebuat dari kayu atau multiplek. Pelaksanana seharusnya lebih menekankan pada pentingnya K3, hal ini disebabkan masih banyaknya pekerja yang tidak memperhatikan keselamatan dengan tidak menggunakan alat pengaman kepala, kaki, dan sebagainya.