Studi Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang Pile Slab (Fly Over) Jembatan Martadipura, Tenggarong, Kalimantan Timur
Main Author: | ARIF Budi Cahyono PUTRA; Perpustakaan UM |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Tugas Akhir Jurusan Teknik Bangunan - Fakultas Teknik UM
, 2011
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TA-Bangunan/article/view/12637 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Putra, Arif Budi Cahyono. Studi Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang Pile Slab (Fly Over) Jembatan Martadipura, Tenggarong, Kalimantan Timur. Proyek Akhir, Program Studi D3 Teknik Sipil Dan Bangunan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Drs. Prijono Bagus Susanto, S.T., M.T. Kata Kunci: pelaksanaan, tiang pancang, Pile Slab (Fly Over) Pondasi adalah struktur perantara yang berfungsi meneruskan beban bangunan di atasnya (termasuk beban sendiri) ke tanah tempat pondasi tersebut berpijak tanpa menyebabkan kerusakan tanah yang diikuti dengan terjadinya penurunan bangunan di luar batas toleransinya. Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang yang merupakan pondasi dalam. Dasar pertimbangan pemilihan jenis pondasi ini adalah dari hasil data sondir yang menunjukkan bahwa daya dukung tanah dan lapisan tanah keras baru bisa dicapai pada kedalaman 40 meter dari permukaan tanah, karena jenis tanahnya adalah tanah rawa. Sehingga jenis pondasi yang cocok digunakan adalah pondasi tiang pancang. Studi lapangan pelaksanaan pondasi tiang pancang ini dilakukan pada proyek jalan pendekat pile slab (fly over) jembatan martadipura kecamatan kota bangun, tenggarong, provinsi kalimantan timur. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada studi lapangan ini adalah: (1) observasi lapangan, (2) wawancara/interview, dan (3) dokumentasi. Setelah semua data terkumpul, kemudian dianalisa dan selanjutnya dideskripsikan. Studi lapangan ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang jenis tanah rawa, dan (2) mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan pier head sebagai penutup pondasi tiang pancang. Hasil Studi lapangan dan pembahasan menunjukkan bahwa, tahapan pelaksanaan pondasi tiang pancang adalah: (1) Lokasi titik pancang yang ditentukan sebanyak 220 titik sepanjang 1100m, yang ditentukan dengan menggunakan bantuan theodolit. Setelah diketahui titik-titik pancangnya, kemudian ditandai menggunakan patok, agar mudah diingat, (2) pengangkatan tiang pancang dengan cara melilitkan tali besi alat pancang dengan jarak 1/5 dari panjang tiang pancang atau 1,6-2,4m dari tepi tiang. panjang tiang pancang 8-12m. (3) Pengecekan ketegakan tiang pancang menggunakan bantuan theodolit karena pemancangan berada diatas air. Sehingga akan diperoleh ketegakan yang benar-benar tegak, (4) Pemancangan dilakukan dengan menggunakan ponton karena muka ketinggian air > 1 meter, (5) Penyambungan dilakukan dengan cara pengelasan menggunakan elektroda, (6) dilakukan calendering 10 pukulan terakhir sebesar 2,5 cm, (7) Pemancangan tiang dilakukan dengan bantuan alat pemancang, yaitu Hammer Hidrolis. Sedangkan untuk pelaksanaan pier head adalah: (1) sebelum pemasangan begisting terlebih dahulu dipasang balok penyangga searah longitudinal balok jembatan dan balok penyangga arah transversal jembatan sebagai penerus beban dari balok penyangga dengan baja IWF yang diikatkan ke tiang pancang, (2) dari daftar potong dan bengkok besi dapat direncanakan pemotongan yang paling efisien, sehingga sisa yang terbuang sesedikit mungkin, (3) Metode pengecoran beton yang digunakan adalah dengan menggunakan pipa. Saat pengecoran, beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 150 cm, (4) Untuk merawat beton dengan cara selalu dibasahi pada permukaan atau dengan menutupi permukaan dengan cara tertentu dalam waktu lebih dari enam hari sehingga mengurangi kecepatan penguapan, (5) Pembongkaran cetakan beton dapat dilaksanakan setelah beton mengeras dan sudah mempunyai tegangan tekan yang dipersyaratkan yang dapat dicapai pada umur 28 hari (4 minggu).