ANALISA NILAI KOMPLEKSITAS PERAKITAN YANG DIPENGARUHI OLEH URUTAN KOMPONEN

Main Author: Muskita, Nelce D.
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Politeknik Katolik Saint Paul Sorong , 2020
Online Access: http://jurnal.poltekstpaul.ac.id/index.php/jurvoe/article/view/218
http://jurnal.poltekstpaul.ac.id/index.php/jurvoe/article/view/218/147
Daftar Isi:
  • Tujuan dari Design for Assembly (DFA) adalah melakukan sebuah pengembangan terhadap elemen-elemen yang mempengaruhi proses perakitan (assembly) sehingga waktu perakitan menjadi singkat atau berkurang.  Guna mengurangi atau mengefisienkan waktu perakitan, disamping material yang digunakan oleh setiap komponen urutan komponen ketika proses handling maupun insertion sangat berpengaruh terhadap besarnya pembentukan sudut alfa (α) dan beta (β). Dimana kedua unsur tersebut merupakan landasan atau acuan untuk menentukan alokasi waktu dari setiap komponen pada saat proses perakitan. Dalam melakukan proses perhitungan terlebih dahulu dilakukan identifikasi jumlah komponen (N) dan keragaman dari komponen (n) dari sebuah produk yang akan dirakit. Prosedur yang kedua adalah melakukan identifikasi kemungkinan atau peluang urutan komponen dari sebuah produk pada saat proses perakitan.  Prosedur yang ketiga adalah menentukan aspek-aspek yang sangat mempengaruhi urutan komponen pada saat proses handling, insertion maupun fastening. Adapun aspek yang mempengaruhi proses handling (Ch) antara lain; shape, geometry, thickness, symmetry, size. Sementara aspek yang mempengaruhi proses insertion (Ci) adalah; holding down, alignment, insertion resistance, accessibility and vision, mechanical fastening processes, non-mechanical fastening processes, non-fastening processes. Selanjutnya dapatlah dihitung indeks kompleksitas (tingkat kesulitan) dari produk yang akan dirakit (CIproduk) dari hasil tersebut dapat dihitung kompleksitas  proses perakitan (Cproses assembly) dari setiap kemungkinan yang ada. Nilai indeks kompleksitas dan kompleksitas proses assembly yang diperoleh selanjutnya diranking berdasarkan nilai yang terkecil, dengan asumsi bahwa semakin kecil nilai kompleksitas proses perakitan maka proses perakitan akan relatif mudah dan waktu perakitan akan menjadi singkat.