Eskalasi Potensi Batik Liris Manis Sebagai Identitas Budaya Khas Tulungagung Melalui Inovasi Produk dan Strategi Mix Marketing
Main Authors: | Sunaryanto, Sunaryanto, Purnamasari, Vidya, Qurrata, Vika Annisa, Narmaditya, Bagus Shandy |
---|---|
Other Authors: | Universitas Negeri Malang |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang
, 2021
|
Online Access: |
http://journal2.um.ac.id/index.php/jki/article/view/21204 http://journal2.um.ac.id/index.php/jki/article/view/21204/8883 |
Daftar Isi:
- Pandemi Covid-19 membuat UKM batik terpaksa untuk menurunkan produksinya karena penurunan daya beli masyarakat. Kondisi ini dialami salah satu UKM yaitu Batik Liris Manis yang berada di Majan, Tulungagung yang berdiri sejak tahun 2013-sekarang. UKM Batik Liris Manis merupakan pembatik tulis dengan motif pakem tradisional Tulungagung. Karena produk yang dijual merupakan batik tulis, sehingga mereka telah memiliki pasar tersendiri yaitu pecinta batik tulis yang sering mendatangi pameran batik. Namun, kondisi pandemi memaksa para UKM batik tulis untuk tidak mengadakan pameran luring. Dengan kondisi penurunan perekonomian diakibatkan kurangnya penjualan secara luring, tentu saja UKM batik Liris Manis membutuhkan inovasi produk berupa batik cap agar lebih bisa menjangkau pasar lebih luas. Perluasan pemasaran dengan cara membuka penjualan melalui mix marketing strategy dengan cara pembuatan akun dan pelatihan penggunanaa marketplace. Dengan adanya beberapa permasalahan diatas, maka program ini memberikan solusi berupa (1) pembuatan canting cap yang mempresentasikan motif-motif batik khas Tulungagung, (2) pembuatan bejana/jembangan tembaga untuk proses perebusan kain batik, dan (3) pemberian pelatihan pemasaran melalui marketplace serta pembuatan katalog dengan desain yang eksklusif. Hasil dari program ini yaitu 1) terciptanya cap batik dengan desain batik khas Tulungagung, 2) bejana tembaga untuk proses perebusan kain batik, dan 3) adanya marketplace serta berbagai macam media sosial untuk pemasaran secara online. Dengan program yang dapat terlaksana dengan baik, UKM Batik Liris Manis tercapai eksalasi potensinya. Upaya-upaya yang dilakukan pada kegiatan ini utamanya ditujukan agar meningkatkan kesejahteraan pengrajin dan membantu ekonomi lokal. Kata kunci—Batik, Eskalasi UKM, Mix Marketing Strategy, Inovasi Produk Abstract The Covid-19 pandemic, batik SMEs were forced to reduce their production due to a decline in people’s purchasing power. This condition is experienced by one of the SMEs, namely Batik Liris Manis which is located in Majan, Tulungagung which was established in 2013 to present. SMEs Batik Liris Manis is a handwritten batik with traditional Tulungagung motifs. Because the products they sell are written batik, they have their own market, namely batik lovers who often come to batik exhibitions. However, the pandemic conditions forced batik SMEs not to hold offline exhibitions. With the economic downturn caused by the lack of offline sales, of course, Liris Manis batik SMEs need product innovation in the form of stamped batik so that they can reach a wider market. Marketing expansion by opening sales through a mix marketing strategy by creating accounts and training on marketplace users. With some of the problems above, this program provides solutions in the form of (1) making canting caps that present typical Tulungagung batik motifs, (2) making copper vessels for the process of boiling batik cloth, and (3) providing marketing training through the marketplace. as well as cataloging with exclusive designs. The results of this program are 1) the creation of a batik stamp with a typical Tulungagung batik design, 2) a copper vessel for the process of boiling batik cloth, and 3) the existence of a marketplace and various social media for online marketing. With a program that can be implemented well, SMEs Batik Liris Manis has reached its potential escalation. The efforts made in this activity are primarily aimed at improving the welfare of craftsmen and helping the local economy. Keywords— Batik, SMEs Escalation, Mix Marketing Strategy, Product Innovation
- AbstrakMinuman herbal merupakan minuman olahan yang berasal dari bahan-bahan alami yang memiliki banyak manfaat bagi tumbuh, salah satunya adalah jamu yang terbuat dari bahan dasar tanaman toga. Pengolahan tanaman toga untuk dijadikan jamu tersebut merupakan kegiatan pengabdian yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang pengolahan tanaman toga menjadi jamu bubuk. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Sasaran pada kegiatan pengabdian tersebut adalah ibu-ibu PKK Desa Tumpakrejo dengan mayoritas pekerjaan masyarakatnya sebagai petani. Hampir disetiap rumah warga terdapat tanaman toga seperti jahe, kunyit, kencur, dan temulawak namun tanaman tersebut hanya digunakan sebagai bumbu dapur dan belum mengetahui tentang manfaat toga bagi kesehatan tubuh. oleh sebab itu dengan adanya kegiatan pengabdian KKN Universitas Negeri Malang yang bekerja sama dengan PKK Desa Tumpakrejo bertujuan untuk memberikan informasi dan pemanfaatan tanaman toga menjadi jamu yang berkhasiat bagi tubuh. Dalam pelaksanaan pelatihan pemanfaatan tanaman toga hanya memakai bahan dasar yang banyak di jumpai dan mudah didapat oleh warga yaitu jahe, temulawak, kunyit, kencur. Kegiatan ini dilaksanakan di Balaidesa Tumpakrejo dengan dihadiri oleh ibu-ibu PKK. Mahasiswa KKN dibantu oleh ibu-ibu PKK dalam mengolah bahan-bahan tersebut menjadi sebua olahan jamu serbuk siap saji. Dengan begitu ibu-ibu PKK tidak hanya mendengarkan sosialisasi pengolahan tanaman toga namun juga dapat mempraktekkan secara langsung pembuatan jamu serbuk. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat memanfaatkan tanaman toga tidak hanya sebagai bumbu dapur tapi dapat dijadikan sebagai olahan minuman herbal jamu serbuk serta produk olahan tersebut dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian warga Desa TumpakrejoKata kunci : Toga, Jamu, Olahan AbstractHerbal drinks are processed drinks that come from natural ingredients that have many benefits for growth, one of which is herbal medicine made from the basic ingredients of the toga plant. The processing of toga plants for herbal medicine is a work program that aims to provide information about the processing of toga plants into powdered herbal medicine. This work program is implemented in Tumpakrejo Village, Gedangan District, Malang Regency. The targets in the work program are PKK women in Tumpakrejo Village with the majority of their community jobs as farmers. Almost in every resident's house there are toga plants such as ginger, turmeric, kencur, and ginger but these plants are only used as a spice in the kitchen and do not know about the benefits of toga for the health of the body. Therefore, the existence of the KKN State University of Malang work program in collaboration with the Tumpakrejo Village PKK aims to provide information and the use of toga plants to become medicinal herbs for the body.In the implementation of training, the use of toga plants only uses basic ingredients that are often found and easily obtained by residents, namely ginger, ginger, turmeric, kencur. This activity was carried out at Baladesa Tumpakrejo and was attended by PKK women. KKN students are assisted by PKK women in processing these materials into ready-to-eat herbal powder preparations. That way, PKK mothers not only listen to the socialization of toga plant processing but can also directly practice making powdered herbal medicine. The implementation of this activity is expected to be able to utilize the toga plant not only as a spice in the kitchen but can be used as a processing of herbal powdered herbal drinks and the processed products can be developed to improve the economy of the residents of Tumpakrejo Village.Keywords: Toga, Jamu, Processed