Penolakan Hungaria terhadap EU Mandatory Refugee Quota Tahun 2015-2016
Main Author: | NURJANAH, Madiannatul |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
2017
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Skripsi ini membahas penolakan Hungaria terhadap EU Mandatory Refugee Quota tahun 2015-2016. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengapa Hungaria menolak EU Mandatory Refugee Quota pada tahun 2015-2016. Pada agenda relokasi pertama, Uni Eropa hanya menujukan kebijakan tersebut untuk Italia dan Yunani. Meningkatnya kedatangan pengungsi di Hungaria membuat Uni Eropa menyertakan Hungaria sebagai beneficiary country. Namun, Hungaria meminta untuk tidak disertakan, sehingga Hungaria harus menerima sebanyak 1,294 pengungsi di bawah kebijakan ini. Akan tetapi, Hungaria tetap menolak menerima kebijakan ini, sehingga melaksanakan referendum nasional. Penelitian ini menggunakan metode process-tracing. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan, metode process-tracing tersebut didukung dengan metode kualitatif. Studi pustaka dipilih sebagai teknik pengumpulan data penelitian ini, yakni melalui buku, jurnal, laporan, dokumen, serta website resmi yang memuat informasi terkait penelitian ini. Kerangka teori yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini adalah Konstruktivisme. Teori Konstruktivisme memfokuskan pada proses komunikasi dalam pembentukan intersubjective meaning antar aktor melalui tiga proses, yakni imajinasi, komunikasi, dan constraint. Dari analisis menggunakan kerangka teori tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan persepsi antara Uni Eropa yang melihat krisis pengungsi sebagai keadaan untuk meningkatkan solidaritas Eropa dengan membantu pengungsi atas dasar kemanusiaan dan Hungaria yang memandang krisis pengungsi sebagai ancaman identitas kemudian mempengaruhi proses komunikasi keduanya. Perbedan persepsi tersebut mempengaruhi suara Hungaria yang memberikan voting ?tidak? pada pemungutan suata terhadap EU Mandatory Refugee Quota di Parlemen Eropa, sehingga intersubjective meaning antara Uni Eropa dan Hungaria tidak terbentuk. Dinamika komunikasi pada unit-level juga mempengaruhi preferensi tindakan Hungaria dalam melaksanakan referendum terhadap EU Mandatory Refugee Quota.