Dinamika hubungan gerakan Islamis di Turki: analisis konflik antara pemerintahan adelet ve kalkinma partisi (AKP) dan gerakan Fathullah Gulen pada tahun 2013
Main Author: | Wibowo, Pandu |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
2015
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Skripsi ini menganalisis dinamika hubungan gerakan islamis di Turki, terutama konflik antara pemerintahan Adelet ve Kalikinma Partisi (AKP) dan gerakan G�len pada tahun 2013. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis konflik antara pemerintahan AKP dan gerakan G�len serta implikasinya terhadap kekuasaan pemerintahan AKP. Penelitian ini menemukan bahwa konflik yang terjadi antara pemerintahan AKP dan gerakan G�len, karena perebutan pengaruh kekuasaan politik di negara. Gerakan G�len membuat Parallel State, yang di mana kader-kadernya memiliki jaringan di lembaga-lembaga penting negara seperi kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman, yang dapat mempengaruhi proses politik dan kebijakan negara. Konflik nyata antara pemerintahan AKP dan gerakan G�len ditandai dengan dua kasus besar yang menimpa Turki pada tahun 2013. Konflik pertama adalah tuduhan korupsi yang dilakukan lembaga Kepolisian dan Kejaksaan Turki terhadap beberapa pejabat negara. Konflik kedua adalah, ketika pemerintahan AKP mengeluarkan kebijakan untuk menutup sekolah-sekolah persiapan di seluruh Turki, mengingat sekolah persiapan adalah sumber dana terbesar dan rekrutmen gerakan G�len. Implikasi dari konflik tersebut pada awalnya diprediksi bahwa pemerintahan AKP akan kehilangan dukungan dari rakyat Turki, namun semua prediksi terbantahkan. Pemerintahan AKP tetap mendapat dukungan penuh dari mayoritas rakyat Turki. AKP berhasil memenangkan pemilu lokal, dan Recep Tayyip Erdogan berhasil memenangkan pemilihan presiden pada tahun 2014. Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori konflik elit Michael Barton dan John Highley dan teori kesempatan politik Doug McAdam. Hasil dari analisis kedua teori dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak selamanya persatuan elit berlangsung harmonis. Suatu ketika elit akan berkonflik karena perbedaan pandangan dan kepentingan. Pada awalnya AKP dan gerakan G�len bersatu melawan kekuatan militer dan sekuler di Turki, namun setelah semuanya berhasil mereka menangkan, mereka berkonflik karena perbedaan pandangan dan kepentingan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari teori adalah faktor penyebab konflik antara pemerintahan AKP dan gerakan G�len. Kesempatan politik yang terbuka di lembaga-lembaga negara, membuat gerakan G�len leluasa dalam memperluas jaringannya. Jaringan yang mendukung membuat kader-kader mereka berhasil masuk ke lembaga-lembaga negara, dan dapat mempengaruhi proses politik dan kebijakan pemerintahan AKP. Kesempatan politik yang sangat terbuka inilah yang di manfaatkan oleh gerakan G�len membuat jaringan dalam negara.