Kepentingan Amerika Serikat dalam pencabutan sanksi embargo ekonomi terhadap Myanmar tahun 2012
Main Author: | Mukhlis, Ahmad |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
2014
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Skripsi ini membahas tentang kepentingan Amerika Serikat dalam pencabutan sanksi embargo ekonomi terhadap myanmar tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apa sebenarnya kepentingan Amerika Serikat dalam pencabutan sanksi embargo ekonomi nya atas Myanmar tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan menggunakan studi pustaka dan wawancara sebagai sumber data. Penjalinan hubungan baik Amerika Serikat yang dilakukan lebih intensif kepada Myanmar, kunjungan-kunjungan Menlu AS Hillary Cilton ke Myanmar kemudian kunjungan kali pertama Obama atas nama Presiden AS ke Myanmar menjadi sorotan dunia mengingat keras nya hubungan AS Myanmar selama beberapa tahun karena permasalahan dalam negeri Myanmar. Dalam penelitian ini ditemukan secara implisit bahwa adanya kepentingan-kepentingan khusus yang sedang dijalankan oleh AS dalam pencabutan sanksi embargo ekonomi nya atas Myanmar. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori realisme, serta konsep kebijakan luar negeri Holsti dan kepentingan nasional (national interest). Berdasarkan analisa menggunakan konsep-konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa apresiasi, dukungan serta penjalinan hubungan baik secara intensif yang dijalankan oleh AS melalui kebijakan luar negeri nya yang menjanjikan mencabut sanksi atas Myanmar secara berkala ini merupakan strategi AS untuk pemenuhan kepentingan nasionalnya. Kepentingan politik AS berupa promoting democracy ke berbagai negara yang masih menganut pemerintahan otoriter isolasi, merupakan salah satu kepentingan AS dalam pencabutan sanksi nya terhadap Myanmar. Kepentingan politik ini juga memiliki kepentingan yang substansi yaitu kepentingan ekonomi. Pencabutan sanksi AS yang dilakukan secara berkala ini pun memiliki tujuan, yaitu untuk menarik psikologis dan emosional Myanmar agar kemudian Myanmar menjadi berketergantungan dengan keputusan-keputusan AS. Hal ini ditujukan untuk memudarkan pengaruh dan ketergantungan kuat Myanmar kepada Cina, yang telah dianggap sebagai paukphaw (saudara) oleh Myanmar. Kemudian dengan terbukanya Myanmar dan mengadopsi sistem domokrasi maka akan menggiring Myanmar secara otomatis menggunakan sistem perekonomian yang terkait dengan demokrasi yaitu menggunakan sistem ekonomi pasar. Hal ini yang kemudian menjadi kepentingan ekonomi AS dalam pencabutan sanksi nya atas Myanmar selain untuk mengurangi pengaruh Cina di Myanmar. Dengan terbukanya Myanmar maka AS dapat menarik keuntungan-keuntungan ekonomi dari Myanmar, baik itu perdagangan, investasi maupun pencarian sumberdaya minyak dan gas yang dimiliki Myanmar.