Kepentingan Tiongkok Melakukan Veto Draf Resolusi Dewan Keamanan Pbb Terkait Konflik Suriah (2011-2014)

Main Author: SYAHRIZAL, M. Rifqi
Format: Bachelors
Terbitan: 2018
Subjects:
Daftar Isi:
  • Arab Sping merupakan fenomena gelombang protes terhadap pemerintahan negaranegara di Timur tengah yang dianggap tidak demokratis, atau dalam hal ini tidak pro-Barat. Arab Spring berawal dari Tunisia kemudian meluas ke negara-negara lain seperti Mesir, Libya dan Suriah. Fenomena Arab Spring mengakibatkan krisis melanda negara-negara Timur Tengah. Mulai dari krisis ekonomi, politik, keamanan dan militer, sampai pada krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh banyaknya korban jiwa yang berjatuhan. Gelombang Arab Spring terakhir sedang berlangsung di Suriah. Hal tersebut menyebabkan konflik di Suriah yang menjadi perhatian dunia internasional. Sejak 2011, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Dewan Keamanan turun tangan untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan mengusulkan draft resolusi yang berisi mekanisme penyelesaian konflik, upaya intervensi baik militer dan nonmiliter, dan sanksi kepada Pemerintahan Suriah yang dipimpin Presiden Bashar Al-Assad. Namun draft resolusi yang diusulkan negara-negara Barat dan Liga Arab di Suriah tentang upaya intervensi militer atau sanksi kepada rezim Assad mendapat penolakan dari Rusia dan Tiongkok sebagai aliansi. Sikap Tiongkok yang aktif di Konflik Suriah sangat sarat dengan kepentingan. Sebab, di konflik Timur Tengah sebelumnya Tiongkok abstain atau pasif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kepentingan Tiongkok yang melakukan veto terhadap upaya intervensi dan sanksi dari Dewan Keamanan PBB dalam Konflik Suriah dari tahun 2011-2014. Dasar penelitian ini adalah perbahan sikap Tiongkok yang terlibat aktif terkait persoalan-persoalan di Timur Tengah, termasuk Suriah. Padahal di Tunisia, Mesir dan Libya, Tiongkok cenderung pasif dan tidak merasa tertarik. Dalam penelitian ini teori tentang Kepentingan Nasional dan konsep tentang Kebijakan Luar Negeri menjadi dasar pemikiran peneliti untuk menganalisa Kepentingan Tiongkok. Dari analisa yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa tujuan utama Tiongkok melakukan veto adalah untuk menjaga dan memperluas pengaruh politik dan kepentingan ekonominya di Timur Tengah, khususnya Suriah. Walaupun disamping itu Tiongkok juga mencoba menjaga keamanan dalam negerinya dari kelompok ekstrimis yang bersekutu dengan oposisi Suriah di Xinjiang.