Keindustrian Dalam Seni Kriya

Main Author: Jalari, Yusuf Affendi
Format: Proceeding PeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://libprint.trisakti.ac.id/91/1/7_Yusuf%20Affendi%20Djalari.pdf
http://libprint.trisakti.ac.id/91/
Daftar Isi:
  • Proses penggarapan produk kriya berbeda dengan proses industri yang modern. Proses produksi kriya selain ditentukan oleh teknologi lokal juga ditentukan oleh sentuhan akhir dari kerja seni seorang seniman. Makalah ini membicarakan tentang proses pembakaran keramik di kampung Kebagusan Sitiwinangun Cirebon, proses pembuatan batik tulis tenun gedog Tuban, dan motif-motif batik Madura. Proses pembakaran keramik di kampung Kebagusan Sitiwinangun Cirebon dilakukan secara gotong-royong dan bergiliran. Proses pembakaran menghasilkan permukaan gerabah yang berbeda-beda, misalnya apabila dibakar dengan daun jati, maka permukaan gerabah akan kemerah-merahan, selain coklat kopi hangus. Sedang apabila dibakar dengan daun nangka, maka permukaan gerabah akan kecoklatan dengan nuansa kehijauan tembaga disana sini. Kekhasan tenun gedog adalah bahannya yang agak kasar dan warnanya cenderung kumal. Bintikan-bintikan kapas dari proses pemintalan tradisional telah memunculkan tekstur yang khas tenun gedog. Kekhasan lainnya adalah bahwa proses pembuatan tenun gedog seluruhnya dikerjakan secara tradisonal. Untuk sampai menjadi tenun gedog terdapat beberapa proses dan setiap proses terdiri dari beberapa langkah. Kegiatan membatik di Pulau Madura sudah berlangsung lama dan diprakarsai oleh seorang pedagang yang berasal dari daerah pesisir Pekalongan, yang kemudian berkeluarga dan menetap di Madura. Pada awalnya kegiatan membatik di pulau Madura hanya berfungsi sebagai kerja sambilan ibu-ibu rumah tangga yang sering ditinggal suami pergi berlayar dalam rangka mencari nafkah. Kerinduan pada kedatangan suami dilepaskan oleh mereka dengan membatik. Kondisi psikologis yang seperti itulah yang kemudian mempengaruhi dan memunculkan motif-motif batik tulis yang khas Madura.