Kemampuan Pencapaian Tetes Mata Amfoterisin B Liposom di Jaringan Mata Kelinci
Main Authors: | Amalia, Husnun, Ridwan, Rahmawati, Adawiyah, Robiatul, Freisleben, Hans-Joachim |
---|---|
Format: | Proceeding PeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://libprint.trisakti.ac.id/784/1/2015_POSTER_PPMBI_Husnun%20Amalia.pdf http://libprint.trisakti.ac.id/784/ |
Daftar Isi:
- Mata adalah organ dengan aktivitas farmakokinetik yang spesifik karena memiliki sawar yang membuat obat sulit berpenetrasi ke dalam bola mata terutama kornea. Keratomikosis adalah infeksi kornea yang disebabkan oleh jamur terutama terjadi pada daerah tropis dan membuat kerusakan kornea yang berakhir dengan kebutaan. Hal ini masih menjadi masalah di Negara berkembang. Obat antijamur yang saat ini memiliki aktivitas yang sangat baik adalah Amfoterisin B dan bentuk liposom memiliki kemampuan meningkatkan penetrasinya ke dalam bola mata. Penelitian ini menggunakan desain animal study. Subyek penelitian adalah 6 ekor hewan kelinci New Zealand dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok uji kadar AmB-L 0,15% dan 0,5% masing-masing 3 ekor. Pengukuran kadar Amfoterisin B pada jaringan mata (kornea, akuos, lensa, vitreus, dan sklera) dilakukan setelah ditetes obat AmB-L 0,15% dan 0,5% setiap jam selama 3 hari dengan cara menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Kadar Amfoterisin B pada AmB-L 0,5% terukur lebih tinggi dibandingkan AmB-L 0,15% dan kadar AmB-L pada setiap jaringan di kedua konsentrasi hasilnya lebih tinggi dari MIC. Liposom adalah drug carrier yang dapat membawa obat Amfoterisin B mencapai bagian anterior dan posterior bola mata serta mampu berpenetrasi dengan baik pada jaringan mata. Melakukan uji efektivitas dan toksisitas AmB-L pada hewan coba dan mengembangkan liposom sebagai drug carrier untuk pengobatan di bidang ilmu kesehatan mata.