Korset Postmodern: teori,praktik dan aplikasi purwarupa
Main Author: | Tanukusuma, Veronika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://libprint.trisakti.ac.id/744/1/Veronika%20-%20Tesis%20-%20Korset%20Posmodern_GABUNG.pdf http://libprint.trisakti.ac.id/744/ |
Daftar Isi:
- Korset merupakan “pakaian dalam” dengan struktur bertulang yang membingkai torso dan berfungsi sebagai pembentuk siluet estetik, atau tubuh langsing, khususnya pada perempuan. Menjadi langsing adalah stereotip dan tergenderkan bagi perempuan. Kegagalan menjalankan kontrol pada tubuh dianggap sebagai suatu kegagalan pencitraan dan representasi perempuan ideal. Perempuan ditekankan memiliki sosok berlekuk, dengan mengurangi pinggang, dan menonjolkan payudara dan pinggul. Awalnya korset merupakan hasil konstruksi estetika Barat yang telah dikenal sejak abad ke-14, khususnya di Eropa. Di Indonesia, korset berarti pembebat perut berbentuk kemben untuk membuat perut pada perempuan tampak lebih kecil. Fenomena korset sebagai pembebat juga ditemui di beberapa negara di Asia dan bahkan di Afrika.Korset yang dikenal sekarang, telah mengalami pergeseran makna, terutama jika dikaitkan dengan fesyen dalam kebudayaan posmodern, yang justru mengarah pada keberagaman identitas dan pencitraan. Pada penelitian ini, korset diposisikan sebagai artefak, ditelusuri secara diakronis, dan dianalisa dengan ilmu desain fesyen serta pendekatan budaya atau cultural studies. Penelitian ini terbagi menjadi tiga komponen, yaitu riset, rancangan dan aplikasi purwarupa menurut model Flynn,dengan pendekatan metode “interpretasi lampu sorot” yang berbasis hermeneutikainterpretatif.Metodologi penelitian kualitatif – grounded theory – ini bermaksud mengungkap pemaknaan baru melalui praktik/rancangan korset dan aplikasi purwarupa. Melalui korset sebagai landasannya, dengan permainan tanda dan penggabungan kode-kode budaya, menghasilkan rancangan dan aplikasi purwarupa yang mengusung wacana posmodern. Pemaknaan ini akan terus bergerak dan membuka kemungkinan bagi pemaknaan demi pemaknaan baru: kekayaan imajinasi dalam desain fesyen dan pembentukan identitas, khususnya identitas bangsa.Selayaknya perempuan mengerti dan memahami tubuh sebagai manifestasi yang dapat dibenahi melalui fesyen. Melalui pemahaman tersebut maka ketidaksempurnaan lahiriah bukanlah penghambat, melainkan merupakan identitas khas, penghargaan terhadap narasi individu yang manusiawi, penanda era posmodern