Hubungan riwayat pemakaian tabir surya dengan kejadian melasma pada wanita usia 25-45 tahun

Main Authors: Lahida, Sovia Pratiwi, Sutanto, Hans Utama
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://libprint.trisakti.ac.id/697/1/2017_TA_KD_03013247.pdf
http://libprint.trisakti.ac.id/697/
Daftar Isi:
  • LATAR BELAKANG Melasma adalah hipermelanosis didapat berupa makula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua, bersifat kronis dan pengobatannya memerlukan waktu yang cukup lama. Etiologi melasma belum diketahui pasti, namun terdapat beberapa faktor resiko yang menyebabkan melasma salah satunya akibat paparan sinar matahari. Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan paparan sinar matahari yang tinggi dan sebagian besar penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga memerluka suatu perlindungan kulit, salah satunya dengan tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai ada tidaknya hubungan antara riwayat penggunaan tabir surya dengankejadian melasma pada wanita usia 25-45 tahun. METODE Penelitian ini merupakan penelitian dengan studi analitik observasional dan dengan desain cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di Rusun Bumi Cengkareng, Jakarta Barat pada bulan Januari - Maret 2017.Penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner dan wawancara terpimpin sedangkan untuk diagnosis Melasma digunakan foto yang di konsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin.Analisis data menggunakan uji statistik chi square dengan program SPSS. HASIL Penelitian inididapatkan wanita yang memiliki riwayat pemakaian tabir surya dan tidak melasma (31,4%) dan wanita yang memiliki riwayat pemakaian tabir surya dan melasma (8,6%), sedangkan yang tidak memiliki riwayat pemakaian tabir surya dan melasma (44,3%) dan yang tidak memiliki riwayat pemakaian tabir surya dan tidak melasma (15,7%). Pada analisis dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penggunaan tabir surya dangan kejadianmelasma pada wanita usia 25-45 tahun (p=0,000). KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penggunaan tabir surya dangan kejadian melasma pada wanita usia 25-45 tahun. Wanita yang menggunakan tabir surya lebih sedikit yang mengalami melasma, dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan tabir surya.