Hubungan derajat sesak dengan kekerapan eksaserbasi pada pasien penyakit paru obstruktif kronik

Main Authors: Ciptoyuwono, Florentina Eunice, Khairani, Rita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://libprint.trisakti.ac.id/576/1/2017_TA_KD_03013080.pdf
http://libprint.trisakti.ac.id/576/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang Penderita PPOK sewaktu-waktu dapat mengalami perburukan kondisi yang biasa disebut eksaserbasi. Perburukan pada pasien PPOK dapat disebabkan karena infeksi pada saluran napas atau juga karena tidak adanya tindakan terapi yang adekuat. Sesak napas menjadi faktor penting dalam penilaian seberapa berat PPOK yang dialami pasien. Sesak napas idealnya dinilai dengan menggunakan spirometri, tetapi hal ini mempunyai beberapa kesulitan karena tidak semua rumah sakit memilikinya sehingga perlu ada cara lain untuk menilai darajat sesak napas seperti MMRC Metode Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan menggunakan rancangan potong silang (cross-sectional) yang digunakan untuk melihat hubungan antara derajat sesak nafas dengan kekerapan eksaserbasi PPOK. Besar sampel diperoleh sebanyak 69 responden diambil melalui wawancara dan kuesoner pada pasien PPOK di poli paru RSUD Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur. Data primer didapat dari kuesioner MMRC untuk mengetahui derajat sesak nafas dan kuesioner CCQ untuk mengetahui kekerapan eksaserbasi yang dibagikan kepada responden. Hasil Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman menujukan adanya hubungan yang bermakna antara derajat sesak dengan kekerapan eksaserbasi yang dialami pasien PPOK dengan nilai kemaknaan sebesar 0,000. Hasil ini dapat diartikan bila semakin besarnya derajat sesak napas yang didapat pada kuesioner MMRC, yaitu antara derajat 2 sampai 4, maka pasien tersebut mengalami kejadian eksaserbasi yang lebih sering. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner CCQ yang menunjukan hasil < 2, artinya pasien tidak dalam keadaan stabil yang sewaktu-waktu dapat mengalami kejadian eksaserbasi. Dibandingkan pasien yang derajat sesak napas 0 sampai 1, memiliki keadaan PPOK yang lebih stabil dan angka eksaserbasi kecil. Kesimpulan Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat korelasi antara derajat sesak napas dengan kekerapan eksaserbasi pada pasien penyakit paru obstruktif kronik.