Hubungan durasi berdiri dengan nyeri otot betis pada karyawan pemasang connector kabel listrik

Main Authors: Teofi, Roseline Octavianne Juan, Suriptiastuti, Suriptiastuti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://libprint.trisakti.ac.id/526/1/2017_TA_KD_03012242.pdf
http://libprint.trisakti.ac.id/526/
Daftar Isi:
  • LATAR BELAKANG Mayoritas pekerja industri menghabiskan waktu untuk bekerja dalam posisi berdiri. Nyeri muskuloskeletal akibat kerja merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya angka absensi para pekerja dalam bidang industri. Sebagian besar letak keluhan nyeri muskuloskeletal akibat kerja adalah kaki. Durasi berdiri yang berkepanjangan saat bekerja berhubungan dengan kejadian nyeri otot betis. METODE Desain penelitian yang diterapkan adalah observasional analitik dengan pendekatan studi potong lintang yang diikuti oleh 109 karyawan PT. Greentech Globalindo di Batam. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara kuesioner. Durasi berdiri dinilai dengan kuesioner Occupational Sitting and Physical Activity Questionnaire (OSPAQ). Intensitas nyeri otot betis dinilai dengan Visual Analog Scale (VAS). Analisis data menggunakan program SPSS versi 21.0 for Windows dengan tingkat kemaknaan p < 0,005. HASIL Hasil penelitian menemukan 88,1% pekerja mengeluh adanya nyeri otot betis. Mayoritas pekerja menghabiskan lebih dari 50% jam kerja dalam posisi berdiri (68,8%). Sebagian besar pekerja (93,3%) yang menghabiskan lebih dari 50% jam kerja dalam posisi berdiri mengeluh adanya nyeri otot betis dibandingkan dengan pekerja yang menghabiskan kurang dari atau sama dengan 50% jam kerja dalam posisi berdiri (6,7%). Hasil penelitian menemukan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara durasi berdiri dengan nyeri otot betis (p < 0,05). KESIMPULAN Terdapat hubungan antara durasi berdiri yang berkepanjangan saat bekerja dengan nyeri otot betis.