Pelestarian Badak Bercula Satu di Ujung Kulon
Main Authors: | Lubis, Usman, S., Eveline C. |
---|---|
Format: | Proceeding PeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://libprint.trisakti.ac.id/102/1/22_Usman%20Lubis-Eveline%20C.S.pdf http://libprint.trisakti.ac.id/102/ |
Daftar Isi:
- Indonesia kaya dengan beragam jenis satwa, yang tersebar diseluruh wilayah nusantara. Diantara sekian banyak jenis satwa, ada beberapa yang akhir-akhir ini sangat memprihatinkan keberadaannya, yaitu badak bercula satu atau badak Jawa (Rhinocerossondaicus). Badak bercula satu yang hingga saat ini dapat dikatakan masih ada, namun hanya dalam jumlah yang sedikit sekali, dengan populasi sekitar tidak lebih dari 60 ekor badak. Keberadaan badak bercula satu yg sudah terancam punah kini makin mengkhawatirkan. Populasi badak yang saat ini hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Banten itu terus berkurang. Di daerah kabupaten Pandeglang yang merupakan tempat wisata berkunjung, banyak upaya telah dilakukan untuk membantu pelestarian badak bercula satu, dengan menampilkan bentuk badak bercula satu menjadi bentuk cenderamata. Kreatifitas dari beberapa perajin yang ada di daerah Pandeglang menampilkan karya karya ukiran badak bercula satu yang cukup variatif, dengan memanfaatkan beberapa bahan yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya dan dipadukan menjadi satu kesatuan dalam bentuk cenderamata badak bercula satu yang menarik. Selain dari bahan-bahan alam yang ada, juga muncul ide-ide kreatif dengan memanfaatkan beberapa bahan limbah. Pemanfaatan limbah kulit telur diantaranya menjadi satu alternative bahan pendukung untuk dekorasi pada badak bercula satu. Untuk menampilkan karya kreatif perajin agar dapat memiliki nilai jual tinggi dan bersifat komersial, diperlukan penyuluhan dan pelatihan desain, pemasaran dan hak cipta.