Strategi inklusi dan literasi keuangan Baitul Mâl wat Tamwîl (BMT): studi pada BMT di wilayah Depok, Tangerang, dan Bekasi

Main Author: Husnul Khatimah
Format: Doctoral
Terbitan: Nusa Litera Inspira
Subjects:
Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan peran BMT dalam mendukung kebijakan keuangan inklusif, menguraikan kendala yang dihadapi dalam meningkatkan keuangan inklusif, memahami peran BMT dalam memberdayakan usaha mikro, dan menjelaskan strategi keberlanjutan BMT untuk meningkatkan keuangan inklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonomi dan sosiologi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Objek penelitiannya adalah BMT, masyarakat, akademisi serta para pakar di bidang keuangan mikro syariah sebagai sumber/informan. Data diolah dengan menggunakan metode ANP (Analytical Network Process). Penelitian ini membuktikan bahwa BMT telah berperan dalam mendukung kebijakan keuangan inklusif di Indonesia. Hal ini terlihat meningkatnya pemanfaatan produk baik tabungan maupun pembiayaan pada BMT. Persoalan yang dihadapi BMT adalah masalah SDM dan produk dari sisi internal serta masalah legal dan infrastruktur dari sisi eksternal. Untuk meningkatkan perannya di masa yang akan datang, strategi prioritas berupa strategi internal yaitu melakukan penguatan fungsi BMT, pelatihan SDM, menjaga karakter BMT, dan meningkatkan benefit anggota, serta strategi eksternal dengan melakukan standardisasi IT, memperbaiki strategi pemasaran BMT, dan bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Peran BMT dalam memberdayakan usaha mikro. Upaya BMT dalam pemberdayaan usaha mikro sangat optimal, yaitu dengan mengembangkan produk layanan yang berbasis kebutuhan lokal dan sesuai dengan karakteristik ekonomi wilayah agar dapat menunjang kegiatan ekonomi para anggota. Pemanfaatan produk pembiayaan di BMT masih didominasi oleh pembiayaan murabahah, penyaluran pembiayaan lebih banyak menggunakan sistem individual lending. Untuk meningkatkan perannya strategi yang diusulkan adalah strategi internal dengan penguatan fungsi BMT, pelatihan SDM, menjaga karakter, dan meningkatkan benefit anggota. Strategi eksternal berupa standardisasi IT, mempernbaiki strategi pemasaran, dan bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Dari sisi teoretis, peneliti sependapat dengan Sadegh Bakhtiari (2006) dan Abdul Rahim Abdul Rahman (2010) bahwa keuangan mikro dapat berkontribusi pada peningkatan alokasi sumber daya, promosi pasar, dan teknologi yang baik. Dengan demikian, keuangan mikro dapat membantu dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dengan menawarkan skema etis yang dapat disesuaikan dengan tujuan keuangan mikro bagi masyarakat miskin. Pada tataran empiris, penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Zubair (2015) dan Siswanto (2009) bahwa terdapat faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keberlanjutan BMT.