ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN JUST IN TIME PADA PT MIJ
Daftar Isi:
- ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian persediaan bahan baku, biaya persediaan menggunakan Metode Economic Order Quantity, Metode Just In Time dan Metode Aktual Perusahaan. Objek Penelitian ini adalah PT MIJ yang berlokasi di Bekasi. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data persediaan, pembelian, pemakaian bahan baku, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dari tahun 2015 – 2017, kemudian menganilisis pengendalian persediaan bahan baku dengan Metode Economic Order Quantity dan Just In Time. Pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan Oktober 2017 – Januari 2018 berupa dara primer. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem EOQ dan JIT lebih efisien dibandingkan dengan sistem persediaan perusahaan. Namun sistem JIT memiliki tingkat efisiensi biaya yang lebih tinggi dibanding sistem EOQ. Tahun 2015 pada tingkat permintaan persediaan kayu 2353 m3, sistem persediaan perusahaan menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp 22.381.718, dibandingkan dengan JIT yang hanya memiliki biaya persediaan sebesar Rp 15.828.655 dapat menghemat biaya sekitar 6.553.063 atau 29 % lebih efisien dari biaya persediaan perusahaan. Sedangkan metode EOQ menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp 18.477.562 atau hanya 17 % lebih efisien dari biaya persediaan berdasarkan kebijakan perusahaan.Tahun 2016 pada tingkat permintaan persediaan kayu 3405 m3, sistem persediaan perusahaan menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp 43.412.646, dibandingkan dengan JIT yang hanya memiliki biaya persediaan sebesar Rp 30.702.013 dapat menghemat biaya sekitar sebesar Rp 12.710.633 atau 29 % lebih efisien dari biaya persediaan perusahaan. Sedangkan metode EOQ menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp 31.289.079atau 28 % lebih efisien dari biaya persediaan berdasarkan kebijakan perusahaan. Tahun 2017 pada tingkat permintaan persediaan kayu 3683 m3, sistem persediaan perusahaan menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp 39.976.392, dibandingkan dengan JIT yang hanya memiliki biaya persediaan sebesar Rp 23.081.058 dapat menghemat biaya sekitar sebesar Rp 16.895.334 atau 42 % lebih efisien dari biaya persediaan perusahaan. Sedangkan metode EOQ menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp 28.196.217 atau 29 % lebih efisien dari biaya persediaan berdasarkan kebijakan perusahaan. . Kata kunci: Pengendalian persediaan, Economic Order Quantity, Just In Time, Biaya Persediaan ABSTRACT This research aims to know the control of raw material inventory, inventory costs using Economic Order Quantity Method, Method of Just In Time and Company Actual Method. The object of this research is PT MIJ located in Bekasi. This research is done by collecting inventory data, purchasing, usage of raw material, ordering cost and storage cost from 2015 - 2017, then analyzing raw material inventory control with Economic Order Quantity and Just In Time Method. Data collection was conducted from October 2017 to January 2018 in the form of primary virgin. This research use desciptive qualitative approach. The results show that EOQ and JIT systems are more efficient than enterprise inventory systems. But the JIT system has a higher cost-efficiency level than the EOQ system. In 2015 at demand for 2353 m3 of timber inventory, the company's inventory system resulted in inventory cost of Rp 22,381,718, compared to JIT which only has inventory cost of Rp 15,828,655 can save cost about 6,553,063 or 29% more efficient than inventory cost company. While the EOQ method produces inventory cost of Rp 18,477,562 or only 17% more efficient than inventory cost based on company policy. In 2016 at the demand of 3405 m3 of timber inventory, the company's inventory system generates inventory costs of Rp 43,412,646, compared with the JIT only having inventory cost of Rp 30,702,013 can save the cost of about Rp 12,710,633 or 29% more efficient than the cost of inventory company. While the EOQ method resulted in inventory cost of Rp 31,289,079 or 28% more efficient than inventory cost based on company policy. In 2017 at the demand of wood inventory 3683 m3, the inventory system of the company generates inventory cost of Rp 39,976,392, compared to JIT which only has inventory cost of Rp 23,081,058 can save cost about Rp 16,895,334 or 42% more efficient than company inventory costs. While EOQ method produces inventory cost of Rp 28,196,217 or 29% more efficient than inventory cost based on company policy. Keywords: Inventory Control, Economic Order Quantity, Just In Time, Inventory Cost