HAMBATAN KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PEKERJA TAMBANG ‘’BUGIS’’ DESA BATU BELUBANG, BANGKA
Daftar Isi:
- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sebagai Penghasil Tambang timah terbesar nomor 2 di dunia setelah cina, selama tahun 2017 Perseroan berhasil memproduksi sebanyak 30.249 ton logam timah. Provinsi ke pulauan Bangka Belitung dikenal sebagai bumi penghasil timah, dan kemudian hal inilah yang menjadi kesempatan bagi masyarkat luar daerah Bangka Belitung untuk mencoba peruntungan di provinsi Bangka Belitung. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori komunikasi antarbudaya, Edward Bumett Tylor pada karyanya Premitive Culture, bahwa kebudayaan adalah komplek dari seluruh pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimilki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Metode yang digunakan yaitu metode observasi dan wawancara dengan pekerja tambang bugis, serta narasumber yang mendukung penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan mengenai hambatan kompetensi komunikasi antarbudaya pekerja tambang bugis, bahwa pekerja tambang belum memiliki kompetensi komunikasi yang baik, baik antara pekerja tambang bugis dengan mereka yang berbeda latar belakang budaya. Dengan belum mumpuninya kompetensi komunikasi yang dimiliki oleh penambang, maka pekerja tambang ini belum bisa dialihkan keprofesi lain seperti beralihnya ke pariwisata. Dengan itu diharapkan adanya pelatihan khusus serta rehabilitas penambang untuk menjadikan bangka belitung lebih baik. Kata kunci : Komunikasi Antarbudaya, Kompetensi, Masyarakat Tambang