RESILIENSI PADA PENDERITA GLAUKOMA YANG MENGALAMI KEBUTAAN DI USIA DEWASA AWAL
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami resiliensi pada penderita glaucoma yang mengalami kebutaan di usia dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis. Subjek dalam penelitian ini adalah dua penderita glukoma primer yang mengalami kebutaan dalam satu keluarga yaitu CS dan DH. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik analisis data menggunakan teknik model interaktif Miles and Huberman yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 aspek yang berkontribusi dalam pembentukan resiliensi dari kedua subjek yang meliputi regulasi emosi, pengendalian diri, optimisme, analisis penyebab masalah, empati, efikasi diri dan peningkatan aspek positif, dimana kedua subjek mampu mengontrol emosi, memiliki rasa peduli, merasa bangga dengan dirinya sendiri, merasa merupakan individu yang mandiri dan bertanggung jawab, serta merasa sebagai individu yang optimis. Resiliensi kedua subjek juga dipengaruhi oleh faktor individual, faktor keluarga dan faktor komunitas, serta spiritualitas, walaupun dalam aspek pengendalian diri DH kurang dapat mengontrol keinginannya tetapi keinginan dalam hal positif serta subjek CS masih terkadang memiliki perasaan minder dalam bersosialisasi pada kondisi tertentu tetapi kedua subjek dapat menunjukkan ciri-ciri individu yang resilien, dimana keduanya dapat bangkit dari keterpurukan serta dapat memaknai hidup yang positif dari kebutaan yang dialaminya.