Daftar Isi:
  • Demam Korean Pop (K-Pop) menjadi sebuah fenomena tersendiri bagi anak muda khususnya mahasiswa/I di Kota Jakarta ini di dalam kehidupan bermasyarakat. Arus globalisasi menjadi pendukung percepatan penyebaran budaya Korean Pop ini. Globalisasi budaya pop Korea ini berhasil mempengaruhi kehidupan mahasiswa/I penggemar Korean Pop di Jakarta. Mahasiswa/I penggemar K-Pop biasanya melakukan pertukaran pesan mengenai idolanya. Para penggemar ini berbagi informasi melalui media social seperti instagram, youtube, twitter, facebook, tumblr, dan masih banyak lagi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku komunikasi antarbudaya mahasiswa/i penggemar KPop di Jakarta Penelitian ini menggunakan penjelasan model Tubs, model Gudykunts dan Kim. Pada model Gudykunts dan Kim mengasumsikan dua orang yang setara dalam berkomunikasi, masing-masing sebagai pengirim dan sekaligus penerima, atau keduanya sekaligus melakukan penyandian (encoding) dan penyandian balik (decoding). Masing-masing peserta komunikasi dipengaruhi budaya, social budaya, dan psiko budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi model Alfred Schutz dengan melakukan wawancara mendalam kepada narasumber. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang awal mula dan daya tarik menyukai K-Pop, adopsi budaya K-Pop, Kepuasan dan kesadaran menyukai K-Pop, dan perilaku komunikasi antarbudaya mahasiswa/I penggemar K-Pop di Jakarta dengan berperilaku berpakaian seperti artis K-Pop, menggunakan skin care/make up dari Korea, makan makanan khas Korea, dan masih banyak lagi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa,perilaku komunikasi antarbudaya yang tampak oleh mahasiswa/i pencinta K-Pop merupakan perilaku terbuka yang dimana adanya respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata dan terbuka terlihat dari aktifitas atau tindakan nyata Kata Kunci : Perilaku Komunikasi, Komunikasi Antarbudaya, Penggemar Korean Pop (K-Pop)