Daftar Isi:
  • Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebabnya adalah ketidakseimbangan beban pada tiap-tiap fasa (fasa R, fasa T, dan fasa S). Akibat dari ketidakseimbangan beban tersebut munculah arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Dalam kondisi operasi normal, sistem distribusi tenaga listrik mempunyai arus beban yang relatif seimbang dengan arus netral sistem sangat kecil. “Trafo dikatakan tidak seimbang jika tingkat ketidakseimbangan lebih dari 20%”[1]. Namun kenyataannya didapatkan beberapa kasus dimana arus netral sistem menjadi sangat berlebihan,bahkan melebihi arus fasanya, meskipun arus fasafasanya seimbang. Setelah dilakukan perhitungan dan analisa, dapat di simpulkan bahwa pembebanan trafo pada siang dan malam hari masih tergolong rendah (WBP = 45,79%). Disamping itu terjadi juga ketidakseimbangan beban di siang hari sekitar 15%, sedangkan dari hasil pengambilan data ketidakseimbangan beban mencapai 22%. Perbedaan ketidakseimbangan beban tersebut dikarenakan pemakaian listrik di setiap harinya tergantung dari tingkat hunian (fluktuatif). Dari hasil analisa tersebut, diperoleh bahwa bila terjadi ketidakseimbangan beban yang besar, maka arus netral yang muncul juga besar, dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah semakin besar pula. Kata kunci: ketidakseimbangan beban, arus netral, losses.