ANALISA KONDISI MINYAK ISOLASI TRAFO BERDASARKAN HASIL UJI DGA (DISSOLVED GAS ANALYSIS) DENGAN METODE ROGERS RATIO DAN UJI TEGANGAN TEMBUS (BREAKDOWN VOLTAGE) DI PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK
Daftar Isi:
- Permasalahan yang umumterjadi pada operasional transformator daya adalah timbulnya kegagalan (failure), baik kegagalan termal maupun kegagalan elektris. Kegagalan termal dan kegagalan elektris umumnya menghasilkan gas-gas berbahaya yang biasa kita kenal sebagai fault gas. Kebanyakan transformator daya bias anya menggunakan minyak isolasi yang fungsinya selain sebagai pendingin juga untuk melarutkan gas-gas berbahaya tersebut agar tidak beredar bebas. Mengindentifikasi jenis dan jumlah konsentrasi gas yang terlarut pada minyak dapat memberikan informasi akan adanya indikasi kegagalan yang terjadi pada transformator. Parameter yang dijadikan acuan sebagai bahan pertimbangan analisa kualitas minyak trafo adalah uji BDV (Uji Tegangan Tembus), Hasil Intepretasi DGA, identifikasi warna dan tingkat netralitas. Keempat parameter inilah yang nantinya akan diolah dengan simulasi logika if yang penyusun buat agar mempermudah mengambil keputusan rekomendasi kualitas minyak trafo. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa semakin besar nilai dari tegangan tembus suatu isolasi cair minyak transformator, maka kekuatan atau kemampuan isolasi dari minyak transformator tersebut juga akan semakin bagus. Sebaliknya jika semakin kecil nilai tegangan tembus dari suatu minyak transformator maka kemampuan isolasinya juga akan semakin buruk juga. Penurunan nilai tegangan tembus minyak transformator dapat terjadi seiring dengan terkontaminasinya minyak transformator dengan partikel-partikel hasil oksidasi dan kandungan air yang meningkat dalam minyak transformator, Nilai tegangan tembus sample 1 berada dalam kategori sedang dengan nilai yang terukur sebesar 47 kV, hal lain terlihat dari nilai tegangan tembus sample minyak 2 yang dikategorikan rendah dengan nilai 29,5 kV, Untuk sample minyak 3 dikategorikan sedang dengan nilai tegangan tembus sebesar 53 kV, Minyak isolasi sample 4 dikategorikan rendah dengan nilai 28 kV, untuk minyak sample 5 dan 6 masuk dalam kategori sedang dengan masing masing nilai 30 kV dan 31 kV. Selain itu, dari data yang telah diolah dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil DGA maka minyak trafo sample 2 perlu dilakukan penggantian dikarenakan masuk dalam kategori rusak. Hal yang sama juga terlihat dari hasil pengujian dengan parameter BDV (breakdown voltage), warna minyak dan tingkat kenetralan sehingga rekomendasi data uji DGA dapat diterima. Namun sebaliknya untuk minyak sample 6 tidak perlu dilakukan pergantian berdasarkan parameter ujibaru (BDV, warna minyak dan tingkat kenetralan) dan satu sample minyak yang seharusnya perlu diganti berdasarkan hasil analisa BDV yaitu minyak sample 4. Dari data hasil pengujian diatas maka dapat disimpulkan bahwa parameter uji baru (BDV, warna minyak dan tingkat kenetralan) sudah cukup mewakili untuk melihat kondisi minyak trafo. Kata Kunci : Transformator, Logika if, Tegangan Tembus, Minyak Isolasi Trafo, Uji DGA(Dissolved Gas Analysis)