Daftar Isi:
  • Perkembangan daerah perkotaan menjadi pusat pemerintahan, perekonomian, politik, kebudayaan dan perumahan daerah membuat pembangunan berpusat kearah kota. Pola konsentrasi pembangunan di perkotaan di Indonesia telah menyebabkan tingginya laju urbanisasi dan perkembangan kota- kota tersebut secara tidak berkelanjutan (Unsustainable Urban Development). Laju Urbanisasi dapat dirasakan pada kota Jakarta sebgai pusat perkotaan, perekonomian serta perumahan. Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km2 dengan jumlah penduduk 10.187.595 jiwa (2011). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia (Wikipedia, 2017). Pembangunan menjadi salah satu penyebab global warming, global warming dapat berpengauh pada kenaikan temperatur global. Sektor bangunan juga turut dan 40-50% World Green Building Council, 2008). Oleh karena itu perlunya upaya untuk mengurangi global warming, baik dari segi arsitektur ataupun non arsitektur. Salah satu upaya dalam mengurangi global warming adalah dengan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan dapat dimulai dari tiap gedung- gedung yang menjadi salah satu penyumbang penas. Gedung yang dibuat dengan pendekataan Building. (2014) adalah bangunan yang berkelanjutan dan dapat digunakan terus menerus dan mampu memberikan kesejahteraan (meliputi Healt, Relif, Safety, Comfort, dan Sense) besar serta memiliki dampak kerusakan pada lingkungan sekeci- kecilnya. Kata Kunci : Bangunan, Perkembangan daerah Perkotaan, Jakarta, Global Warming, Sustainable Building