KONTRUKSI PEMBERITAAN TENTANG PEYERANGAN KOPASUS DI LAPAS KELAS II B CEBONGAN, SLEMAN DI MEDIA MASSA (ANALISIS FRAMING STUDI KOMPARASI HARIAN UMUM JURNAL NASIONAL DAN KORAN TEMPO TERKAIT ISU PENYERANGAN
Daftar Isi:
- Insiden berdarah yang terjadi di Lapas Kelas II Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sering menjadi bahasan penting, tidak terkecuali bagi media massa dalam melakukan pemberitaannya. Kasus penyerangan yang dilakukan Kopassus di Lapas Cebongan menyebabkan empat tahanan lapas cebongan tewas menjadi pemberitaan di media massa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi pemberitaan atas penyerangan Kopassus di Lapas Cebongan pada media Harian Jurnal Nasional dan Koran Tempo, dan mengetahui pembingkaian pemberitaan penyerangan Kopassus pada Harian Jurnal Nasional dan Koran Tempo. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing dengan pendekatan kualitatif. Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian konstruktionis. Analisis tekstual kualitatif dilakukan pada setiap item berita headlines yang menjadi obyek penelitian, yaitu kalimat-kalimat yang menunjukkan ke arah penekanan isu dan fokus permasalahan atas pemberitaan penyerbuan Kopassus di Lapas Cebongan, Sleman. Teori yang digunakan antara lain Konstruksi Realitas Sosial, Framing Model Entman, Teori Media Massa dan Teori Isi Media. Wacana yang digulirkan Koran Tempo jelas sekali. Sedari awal pemberitaan selalu mengkaitkan pembunuhan empat tahanan Lapas Cebongan dengan kasus pembunuhan anggota Kopassus Serka Santosa. Koran Tempo sangat konsisten dalam menggiring opini masyarakat, dan memberitakan sejak awal bahwa Kopassus adalah pelaku penyerangan lapas. Berbeda dengan Jurnal Nasional, sedari awal tidak mengkaitkan tewasnya empat tahanan di Lapas Cebongan dengan anggota Kopassus dan berhati-hati dalam pemberitaan penyerangan Kopassus. Koran Tempo yang dimotori Goenawan Mohamad berideologi liberalisme, dan tidak terikat institusi pemerintah. Untuk Jurnal Nasional mempunyai kedekatan dengan Partai Demokrat dan membela kepentingan pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.