REPRESENTASI PERGESERAN MASKULINITAS LAKI-LAKI DALAM IKLAN KOMERSIL (Studi Kasus Dalam Iklan Go-Jek "Arang Dan Asa" Dan Royco Versi #Loveatfirsttaste)
Daftar Isi:
- Sebagai sebuah elemen dalam media massa, periklanan memiliki potensi untuk menjadi parameter atau implementasi wacana yang menggugat adanya bias ketidakadilan gender. Dalam sudut pandang lain, periklanan bahkan dapat menjadi sarana legitimasi hegemoni ideologi sekaligus melestarikan dominasi ideologi patriarki. Kajian mengenai maskulinitas laki-laki diharapkan dapat membawa keseimbangan dalam kajian gender, bahwa ketidakadilan gender dan konstruksi budaya patriarki bukan hanya merugikan perempuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui representasi maskulinitas dalam iklan Go-Jek “Arang dan Asa” dan Royco “#LoveAtFirstTaste”. Metode yang digunakan adalah dengan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah adegan dan dialog yang diambil dari dua iklan tersebut. Dalam menganalisis data, setelah pengumpulan data, peneliti menggunakan pendekatan model semiotika peta tanda dari Roland Barthes. Sumber data penelitian terutama yang digunakan berupa data primer untuk mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua iklan tersebut mengusung representasi ideologi Maskulinitas Baru yang ditempelkan dalam kedua iklan ini , menawarkan solusi bagaimana laki-laki telah berubah dari nilai maskulinitas tradisional dan budaya patriarki yang masih mengakar kuat di masyarakat. Namun, ideologi ini hanya terkesan sebagai tempelan dan menjadi strategi yang digunakan tak lebih sebagai nilai tambah lebih dari produk yang ditawarkan. Kentalnya budaya patriarki yang telah mengakar kuat tetap muncul dalam iklan-iklan ini sehingga ideologi Maskulinitas Baru yang coba dimunculkan dalam kedua iklan tersebut tampil hanya sebagai imaji sekaligus ilusi bahwa laki-laki modern kini tak lagi patriarkis, padahal pada kenyataannya budaya tersebut tetap langgeng dan dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia. Keywords: masculinity, patriarchy, representation, hegemony, ideology