Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi media massa Surat Kabar Harian Ambon Ekspres dan Siwalima terhadap berita konflik Ambon, edisi 12 September 2011, 15 Desember 2011 dan 16 Desember 2011. Hasil analisis kemudian didiskripsikan huna mengungkap kepentingan media dibalik bertia konflik tersebut. Metode yang digunakan adalah analissi wacana model Teun van Dijk, dengan paradigma kualitatif konstruktif. Model analisis menggunakan dua pendekatakan berdasarkan teori analisis krtisi van Dijk, pertama melakukan analisis tekstual tehadap tiga edisi bertia di harian Ambon Ekpsres dan Siwalima. Analissi Tekstual mencakup tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik dan retoris. Hasil analisis tekstual menemukan Harian Ambon Ekpsres dan Siwalima sama-sama melakukan pembelaan terhadap masing-masing kelompok (agama). Ambon Ekspres lebih banyak membela pihak Muslim dan Siwalima lebih condong mendukung pihak Kristen. Kedua, menganalisis konteks sosial atas pemberitaan dibeberapa medai masa terkait konflik yang terjadi di Kota Ambon. Dari hasil analisis konteks sosial, media di Ambon lebih banyak berafiliasi pada pemilik, alamat kantor media dan kepentingan ekonomi. Ambon Ekspres yang dikuasai oleh mayoritas masyarakat Muslimdan berada dikawasan Muslim, tampil menjadi pembela penduduk Muslim. Begitu juga dengan Siwalima yang dimiliki warga Kristen. Koran-koran di Ambon cenderung bersikap sama (khsus untuk pemberitaan konflik yang melibatkan Islam-Kristen), sekaligus mengamankan pasar masing-masing media. Penelitian ini menyimpulkan kedua media membawahi idiologi masing-masing (Islam dan Kristen) dalam setiap masalah/konflik yang melibatkan kedua pihak. Hal itu memiliki tujuan, seperti kepentingan ekonomi, kekuasaan maupun sosial. Dari sisi ekonomi, Ambon Ekspres dan Siwalima menjadi koran dengan jumlah penjualan tertinggi dimasing-masing kawasan (Muslim dan Kirsten). Masyarakat dari kedua komunitas menjadikan masing-masing media sebagai referensi informasi yang berkaitan dengan konflik kedua pihak. Kepentingan ini juga berkaitan dengan upaya masing-masing media dalam memperjuangkan pihak-pihak dari kelompoknya untuk memperoleh kekuasaan dalam pemerintahan di Provinsi, kota/kabupaten).