RESISTENSI POLITIK, EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PUISI DN. AIDIT ANALISIS WACANA KRITIS VAN DIJK KOLOM KEBUDAYAAN HARIAN RAKYAT TAHUB 1955-1965
Daftar Isi:
- Puisi nyaris tak pernah absen dalam setiap perubahan sosial-politik yang terjadi. Puisi adalah refleksi realitas sosial sebuah masyarakat, sekaligus mengandung pengalaman kognitif penyairnya atas situasi sosial yang dialaminya. Itu juga yang muncul dalam puisi-puisi karya DN. Aidit yang ditulis dalam kurun waktu 1955-1965. Dalam posisinya sebagai Ketua PKI, puisi-puisi Aidit menjadi sangat penting di tengah pertarungan budaya dan ideologi pada masa itu. Sebagai seorang penganut faham Marxisme-Leninisme, puisi-puisi Aidit sangat kental diwarnai garis ideologi yang diyakininya. Aidit seperti para penyair LEKRA lainnya, juga dituntut untuk melahirkan karya yang mengandung nilai-nilai realisme sosialis. Dengan kata lain, puisi bagi Aidit adalah ranah lain dalam perjuangannya mendirikan masyarakat sama rata-sama rasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk resistensi politik, ekonomi dan sosial, dan representasi Marxisme-Leninisme dalam puisi-puisi Aidit. Peneliti menggunakan metode Analisis Wacana Kritis – Van Dijk dengan teori Hegemoni Gramsci sebagai pisau analisanya untuk membongkar makna dan pesan di balik kesembilan puisi DN. Aidit yang terdapat dalam buku Gugur Merah: Sehimpun Puisi Lekra Harian Rakyat 1950-1965. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan; pertama, konsep perjuangan kelas ditampilkan Aidit dengan menampilkan identifikasi kawan dan lawan secara jelas, kedua, menampilkan realisme sosial melalui pengejawantahan konsep 1-5-1, ketiga, Aidit banyak menggunakan majas repetisi sebagai bentuk penekanan terutama pada jargon tertentu, keempat, menjelang peristiwa G30S terdapat eskalasi tema dan diksi yang keras, dan kelima, Aidit selalu menampila]kan program atau kebijakan partai dalam puisinya.