ANALISIS NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK PRODUK TUNA SEGAR ANTAR PULAU DI KECAMATAN ESSANG SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA

Main Authors: Naung, Pelia, Andaki, Jardie A., Pangemanan, Jeannette F.
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: AKULTURASI (Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan) , 2018
Subjects:
Online Access: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi/article/view/23421
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi/article/view/23421/23106
Daftar Isi:
  • AbstractThe purpose of this study are: 1) to identify value added in supplay chain of fresh islands between islands in Essang Selatan Subdistrict, Talaud Islands Regency, North Sulawesi Province, and 2) to find out the added value of supplay chain for inter-island fresh tuna products in Essang Selatan Subdistrict, Talaud Islands Regency, North Sulawesi Province.Based on the form and method of research, this research use survey technique. Characteristic of this research is data collected from respondent which many amount by using questionnaire. One of the main advantabes of this research is that it allows thr creation of generalizations for large populations (Masri and Sofian, 2006). According to Hasan (2010), survey research is a study that can not make changes (no special treatment) to the variables studied. This study discusses the added value of fresh intercity tuna supplay chain. The supplay chain are, namely Supplay Chain I (R1) (Sambuara and Ambia Villages), Suplay Chain II (R2) (Pasar Bersehati), and Suplay Chain III (R3) (PT. Nutrindo and PT. SIG Asia in Bitung).Bases on the results and discussion, it can be concluded: 1) added value to the fupplay chain of fresh tuna products between islands, in the form of added value to marketing margins and profits, the amount of labor and labor costs; and 2) the biggest added value to the inter-island tuna sales margin is R2, especially in the sale of fresh A/B grade tuna, while the biggest value added is R3. The greatest added value of labor is in R3, as well as for labor wages.Suggestions in this research are: 1) the need to increase the capability of fishermen in maintaining the quality of tuna, especially at the tima of catching, and 2) selling fresh tuna through sales mechanism using grade need to be held not only set tuna with local price alone especially in supplay chain R1.Keywords: Tuna, inter-island, supplay chain, added value AbstrakTujuan dari penelitian ini, yaitu: 1) mengidentifikasi nilai tambah pada rantai pasok produk tuna segar antar pulau di Kecamatan Essang Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara, dan 2) mengetahui nilai tambah pada rantai pasok produk tuna segar antar pulau di Kecamatan Essang Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara.Berdasarkan bentuk dan metode penelitiannya, penelitian ini menggunakan teknik survei. Ciri khas penelitian ini adalah data dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner. Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini ialah memungkinkan pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar (Masri dan Sofian, 2006). Menurut Hasan (2010), penelitian survei adalah penelitian yang tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel-­variabel yang diteliti. Penelitian ini membahas tentang nilai tambah pada rantai pasok tuna segar antar pulau. Rantai pasok dimaksud, yaitu Rantai Pasok I (R1) (Desa Sambuara dan Ambia), Rantai Pasok II (R2) (Pasar Bersehati), dan Rantai Pasok III (R3) (PT. Nutrindo dan PT. SIG Asia di Bitung).Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan: 1) nilai tambah pada rantai pasok produk tuna segar antar pulau, berupa nilai tambah pada margin pemasaran dan keuntungan, jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja; dan 2) nilai tambah paling besar pada margin penjualan tuna antar pulau berada pada R2, terutama pada penjualan tuna segar grade A/B, sedangkan nilai tambah keuntungan terbesar berada pada R3. Nilai tambah tenaga kerja paling besar berada pada R3, demikian juga untuk upah tenaga kerja.Saran dalam penelitian ini, yaitu : 1) perlunya peningkatan kemampuan nelayan dalam mempertahankan kualitas tuna, terutama pada saat penangkapan, dan 2) penjualan tuna segar melalui mekanisme penjualan menggunakan grade perlu diadakan bukan hanya menetapkan tuna dengan harga lokal saja terutama pada rantai pasok R1. Kata Kunci : tuna; antar pulau; rantai pasok; nilai tambah