PENGEMBANGAN MODEL DINAMIK DAMPAK EUTROFIKASI DAN SEDIMENTASI BAGI PENGENDALIAN KERUSAKAN TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN SPERMONDE, SULAWESI SELATAN (PENELITIAN TAHUN KE-2)
Main Authors: | Rani, Chair, Natsir Nessa, Muhammad, Jompa, Jamaluddin, Thoaha, Shamsuddin, Faizal, Ahmad |
---|---|
Format: | Article |
Terbitan: |
LP2M UNHAS
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/9770 |
Daftar Isi:
- Pengembangan model dinamik terhadap pengaruh eutrofikasi dan sedimentasi untuk mengendalikan kerusakan terumbu karang telah dilakukan di Kepulauan Spermonde pada penelitian tahun pertama (2012). Model yang telah dibangun telah diuji dan tergolong valid. Oleh karena itu perlu diujicobakan pada skop yang lebih luas. Penelitian di tahun kedua ini bertujuan untuk menguji pengaplikasian model dinamik yang telah dihasilkan pada tahun pertama penelitian untuk skop yang lebih luas untuk menentukan apakah model yang telah dibangun bersifat umum atau spesifik lokasi. Uji coba dilakukan pada dua kawasan utama terumbu karang di Sulawesi Selatan, yaitu di Kepulauan Spermonde dan di Kepulauan Sembilan (Teluk Bone). Kedua wilayah ini dianggap menarik karena memiliki dampak eutrofikasi dan sedimentasi yang bervariasi berdasarkan kehadiran muara sungai dan aktivitas pertanian dan pertambakan yang ada. Pengambilan data meliputi kualitas perairan terumbu karang, dengan pengukuran konsentrasi nutrien (nitrat dan fosfat), laju sedimentasi, pH, suhu, TSS, salinitas, DO, kecerahan, arah dan kecepatan arus. Data ekologi yang diambil yaitu tutupan makroalga, tutupan dasar terumbu karang, dan jenis serta kelimpahan ikan karang herbivora. Pengambilan data dilakukan selama empat bulan pada 6 stasiun (pulau). Tiga stasiun berada di Kep. Spermonde (Pulau Laiya, Kodingareng, dan Samalona), dan tiga stasiun lainnya berada di Kep. Sembilan, Sinjai (P. Batanglampe, Kambuno, dan Burungloe). Pada masing-masing pulau data diambil di dua titik sebagai ulangan. Data kualias air (oseanografi) diambil setiap bulan selama 4 bulan, sedangkan data ekologi (tutupan makroalga, tutupan dasar terumbu karang, dan kelimpahan jenis ikan karang herbivora) diambil pada akhir penelitian. Pengukuran kualitas air dilakukan secara insitu (suhu, salinitas, kecerahan, arah dan kecepatan arus) dan analisis di laboratorium (nutrien, pH, DO, dan TSS). Hasil sementara perbandingan antara kedua lokasi menunjukkan bahwa nilai pH, salinitas, kecerahan dan DO relatif lebih tinggi untuk pulau-pulau yang berada di Kep Spermonde, sedangkan nilai untuk parameter fosfat dan laju sedimentasi relatif lebih tinggi untuk pulau-pulau di Kep. Sembilan, Sinjai. Untuk unsur nitrat relatif sama di kedua wilayah kajian. Tutupan karang hidup masih lebih tinggi dari tutupan makroalga, namun nilai tutupan karang hidupnya tergolong rendah sehingga tingkat kerusakannya sudag tergolong rusak sampai kritis dengan tutupan < 50%. Hasil uji model menunjukkan bahwa model yang telah dikembangkan tergolong valid dan bersifat general sehingga dapat diaplikaiskan pada wilayah lain yang telah mengalami dampak eutrofikasi dan sedimentasi.