IDENTIFIKASI, SEBARAN DAN DERAJAT KERUSAKAN KAYU OLEH SERANGAN RAYAP COPTOTERMES (ISOPTERA: RHINOTERMITIDAE) DI SULAWESI SELATAN

Main Authors: Astuti, Muin, Musrizal, Agus, Nurariaty, Massi, Muh. Nasrum
Format: Thesis
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/8281
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi spesies Coptotermes yang terdapat di Sulawesi Selatan berdasarkan morfologi dan genetik, (2) menganalisis sebaran spesies Coptotermes berdasarkan wilayah, jenis tanah dan habitat spesifik, dan (3) mengevaluasi potensi kerusakan kayu yang ditimbulkannya oleh serangan Coptotermes serta hubungannya dengan faktor lingkungan. Survey rayap dilakukan pada seluruh wilayah Sulawesi Selatan, dengan metode insidential sampling. Identifikasi berbasis morfologi dilakukan terhadap 9 karakter morfologi rayap prajurit, yang dicocokkan dengan kunci determinasi; sedangkan identifikasi berbasis molekuler dilakukan terhadap rayap pekerja. Analisis spasial dan deskriptif digunakan untuk sebaran spesies berdasarkan wilayah, jenis tanah dan habitat spesifik. Rating scale dan analisis varian digunakan untuk mengevaluasi derajat kerusakan sampel kayu, dan analisis korelasi Spearman???s Rho dilakukan untuk mengetahui hubungannya dengan faktor lingkungan. Hasil analisis varian, analisis cluster, serta data morfometri rayap prajurit yang tersebar pada 34 lokasi di wilayah Sulawesi Selatan menghasilkan 3 jenis Coptotermes, yaitu Coptotermes sp., C. gestroi Wasmann; dan C. curvignathus. Analisis high similarity blast nucleotide menghasilkan 6 spesies Coptotermes, yaitu C. sjoestedti, C. gestroi, C. amanii, Coptotermes sp. (P2Wo); C. curvignathus, dan Coptotermes sp. Spesies dari cluster 1 dan 2 tersebar hampir merata pada seluruh daerah yang disurvey, sedangkan C. curvignathus memiliki penyebaran terbatas. Keseluruhan Coptotermes tersebar pada 8 jenis tanah dan dominan ditemukan pada kayu Lannea grandis. Derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh setiap jenis berbeda-beda; dan derajat kerusakan tersebut berkorelasi dengan jenis makanan dan sanitasi lingkungan, tetapi tidak berkorelasi dengan jenis habitat.