PENERAPAN BERBAGAI MODEL BUDIDAYA DALAM PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG (Penaeus monodon) DI TAMBAK

Main Author: Patang
Format: Article
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7411
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model budidaya yang mana yang paling dominan dilakukan oleh petani tambak di Desa Keera Kecamatan Keera Kabupaten Wajo serta sejauhmana peranan masing-masing model budidaya dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani tambak. Penelitian telah dilaksanakan selama enam bulan, yaitu buan April sampai Oktober 2005 di Desa Keera Kecamatan Keera Kabupaten Wajo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara purpossive sampling dengan pertimbangkan desa ini merupakan salah sentra produksi udang di Kabupaten Wajo. Penelitian ini bersifat deskriptif dan menerangan. Pengambilan sampel di dasarkan pada potensi produksi udang dari kecamatan sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Untuk menguji permasalahan 1, yaitu model budidaya yang mana yang paling dominan dilakukan oleh petani tambak di Desa Keera Kecamatan Keera Kabupaten Wajo dianalisis dengan analisis deskriptif. Sedangkan untuk permasalahan 2, yaitu peranan masing-masing model budidaya dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani tambak dianalisis dengan analisis deskriptif, perbandingan produksi (Thomas and Nelson, 1990), dan analisis pendapatan (Vincent, 1992). Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembantutan terhadap petani tambak di Desa keera Kecamatan Keera Kabupaten Wajo menunjukkan masing-masing 23,08% yang menerapkan model pembantutan, 23,08% menerapkan model aklimatisasi, dan model penebaran langsung terdapat 53,86%. Berdasarkan jangka waktu budidaya, petani tambak yang menerapkan model pembantutan, lama budidaya antara 85-105 hari dengan produksi tertinggi dibanding model lainnya. Hasil perhitungan perbandingan produksi udang responden pada antara model pembantutan dan model aklimatisasi di Desa keera Kecamatan Keera Kabupaten Wajo menunjukkan pada taraf keyakinan 95 %, antara produksi udang responden yang menerapkan model pembantutan, model aklimatisasi dan model penebaran langsung adalah berbeda nyata, dan 82,17% variabel yang diuji mempengaruhi model yang digunakan. Analisis pendapatan terhadap petani tambak yang melakukan budidaya udang di Desa keera Kecamatan Keera Kabupaten Wajo menunjukkan tingkat pendapatan rata-rata tertinggi diperoleh oleh model pembantutan sebesar Rp. 5.170.975,9 atau R/C ratio 4,37, menyusul model aklimatisasi dengan pendapatan Rp.4.103.500 atau R/C ratio 3,82, dan model penebaran langsung dengan pendapatan Rp. 2.256.903 atau R/C ratio 2,21.