ALISIS PERUBAHAN LAJU KOROSI DAN KEKERASAN PADA PIPA BAJA ASTM A53 AKIBAT TEGANGAN DALAM DENGAN METODE C-RING
Main Author: | Leonard, Johannes |
---|---|
Format: | Article |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4564 |
Daftar Isi:
- Penelitian untuk mempelajari fenomena pengaruh lingkungan korosif terhadap laju korosi dan kekerasan pada baja ASTM A53 yang mengalami pembebanan awal, maka pengamatan terhadap masalah tersebut dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui bagaimana pengaruh tegangan dalam yang berbeda pada variasi beban terhadap laju korosi, kekerasan, dan lamanya perendaman dalam air laut. Pengujian dilakukan melalui percobaan perendaman dala air laut pada perairan sekitar wilayah kota Makassar, Sulawesi Selatan. Material dasar yang digunakan adalah pipa baja ASTM A53 grade A yang sesuai untuk penggunaan lepas pantai., dibuat dalam bentuk specimen C-Ring, menggunakan standar ASTM G38-01(2007). Pengujian dilakukan selama 30 hari. dengan interval 3 hari. Perhitungan laju korosi dilakukan berdasarkan kehilangan berat. Selain itu dilakukan pula uji kekerasan dengan cara Rockwell. Selanjutnya, perhitungan dan pengujian dilakukan pada laboratorium Metalurgi Fisik FTUH. Dalam penelitian ini benda uji terlebih dahulu dilakukan proses pembebanan, denga besar beban yang diberikan pada benda uji adalah 20 kg, 40 kg, 60 kg dan 80 kg. Berdasarkan pada hasil analisa dan perhitungan data-data yang diperoleh dari hasil pengujian kekerasan dan laju korosi, .maka dapat diambil kesimpulan sebagai berkut: Pengaruh terhadap laju korosi pada C-ring meningkat dengan naiknya beban yang diberikan. Laju korosi benda uji (C-ring) yang dikorosi dengan durasi 30 hari didapatkan nilai laju korosi tertinggi pada beban 80 kg yaitu sebesar 1,93 dan laju korosi terendah pada beban 0 kg yaitu sebesar 0,66. Kekerasan rata-rata tertinggi terjadi pada benda uji dengan beban 80 kg yaitu 14 HRC. Sedangkan untuk kekerasan terendah terdapat pada benda uji dengan beban 20 kg yaitu 11 HRC. Dilihat dari perbandingan kekerasan awal dengan kekerasan yang sudah mengalami pembebanan dan korosi, sangat jelas bahwa kekerasan spesimen menurun.