???Uang Belanja (Dui Menre) dalam Proses Perkawinan??? (kajian sosiologis pada masyarakat Desa Sanrangeng Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone)

Main Author: ADITYA H, A. DENADA
Format: Thesis
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/2133
Daftar Isi:
  • -
  • A.Denada Aditya H, NIM E411 08 281, jurusan Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, dengan judul Skripsi ???Uang Belanja (Dui Menre) dalam Proses Perkawinan??? (kajian sosiologis pada masyarakat Desa Sanrangeng Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone). Di bimbing oleh Sangkuru selaku pembimbing I, dan Suparman selaku pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Proses /tahapan dui menre dalam proses perkawinan dan apakah ada perubahan makna dui menre dalam proses perkawinan di desa sanrangeng kecamatan dua boccoe kabupaten bone. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah 8 orang, 1 adalah tokoh masyarakat, dan 1 adalah tokoh agama, dan 3 diantaranya adalah masyakarat dari 3 golongan yaitu golongan atas, golongan menengah, dan golongan bawah serta 3 orang adalah masyarakat yang mendiami Desa Sanrangeng Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone. Dasar penelitian yang di gunakan adalah kualitatif memberikan gambaran secara jelas. Adapun tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran secara jelas mengenai uang belanja (dui menre) dalam proses perkawinan (kajian sosiologis pada masyarakat desa sanrangeng kecamatan dua boccoe kabupaten bone. Dasar penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu tipe pendekatan dalam penelitian yang penelahaannya kepada satu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komperehensif. Hasil penelitian ini menunjukkan ada beberapa proses dan tahapan uang belanja (dui menre) dalam proses perkawinan, Upacara perkawinan bugis sangat rumit dan sangat banyak mengundang perhatian dan dari proses perkawinan tersebut ada yang disebut mappenre dui, dalam proses itu yang dibahas adalah berapa uang belanja yang akan diberikan untuk calon mempelai wanita dan menunjukkan bahwa tingginya Uang Belanja (Dui Menre) dapat menaikkan status sosial seseorang, uang belanja di Desa Sanrangeng sudah menjadi gengsi sosial itu dapat dilihat dari besar kecilnya uang belanja (dui menre) yang diberikan,dari 8 informan ada beberapa yang memiliki sikap setuju dan tidak setuju mengenai perubahan makna uang belanja (dui menre) dalam proses perkawinan yaitu ada yang mengatakan kalau uang belanja tidak perlu terlalu tinggi, karena itu dapat menghambat proses perkawinan, dan adapula yang mengatakan kalau dulu uang belanja itu memang dijadikan sebagai uang belanja untuk membiayai pesta perkawinan, namun sekarang dengan bergesernya waktu makna uang belanjapun berubah yaitu dijadikan sebagai ajang untuk mempertontonkan status sosial.