Kaldera

Main Authors: SIRAJUDDIN, HAERANY, ROCHMANTO, BUDI, EKAWATI, DIA, SAMARI, KAHARUDDIN
Format: Article
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/21
Daftar Isi:
  • Batuan gunungapi Pare-pare yang berumur Tersier, tersebar luas di daerah Parepare, Sidrap dan Barru bagian utara. Pusat erupsi sebagai kaldera belum pernah mendapat perhatian yang serius, sehingga lokasinya masih sulit dipastikan. Namun berdasarkan peninjauan lapangan, terdapat tiga lokasi yang diduga kuat sebagai pusat erupsi gunungapi tersebut yaitu di daerah pantai Lumpue, Alitta (utara Pare- pare) dan Pangkajene Sidrap bagian selatan. Dari ketiga lokasi tersebut yang lebih menarik dan lengkap untuk dikaji adalah pusat erupsi di daerah Sidrap yaitu Kaldera kota Pangkajene.Kaldera kota Pangkajene tampak sudah mengalami erosi lanjut dan gangguan struktur (patahan Walanae), sehingga dalam pengkajiannya dilakukan beberapa metode pendekatan seperti aspek geomorfologi, volkanologi, sedimentologi, struktur geologi, petrologi - geokimia dan geothermal.Luas kaldera kota Pangkajene sekitar 15 x 20 km2 berbentuk bulan sabit melingkar ke arah selatan, terpotong oleh patahan Walanae dan sebaran hasil erupsi berupa piroklastik mencapai kurang lebih 65 km ke arah selatan hingga Soppeng dan Barru dengan urutan litofasies yaitu fasies sentral, fasies proksimal, fasies medial dan fasies distal.Kaldera kota Pangkajene merupakan struktur kaldera runtuhan yang ditandai dengan adanya ketidakaturan dan hancuran lapisan atau posisi layer batuan di sekitar volcanic neck di bagian dalam tebing kaldera, dan bagian timur tebing kaldera terdapat aliran lava trakitik. Pada daerah tengah kaldera tersusun oleh batuan ignimbrite dan piroklastik bersusunan trakitik pumisan. Secara stragrafi batuan ignimbrite ini tampak dari bawah ke atas yaitu lava basaltik berlapis, lapisan lava trakitik pumisan dan breksi volkanik. Di daerah kaldera ini terdapat dua buah mata air panas yaitu di Massepe (bagian selatan) dan di DataE (bagian barat) muncul oleh pengaruh struktur patahan.Secara petrokimia batuan tersebut termasuk kerabat batuan gunungapi shoshonitic/alkalin, terbentuk pada busur kepulauan dengan subduksi lempeng tingkat lanjut.