KOMUNIKASI ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS BUGIS DI SENGKANG KABUPATEN WAJO (STUDI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA)

Main Author: WAHYUDDIN H, BASO
Format: Thesis
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/2043
Daftar Isi:
  • -
  • ABSTRAK BASO WAHYUDDIN H, 2012. Komunikasi Etnis Tionghoa dan Etnis Bugis di Sengkang, Kabupaten Wajo (Dibimbing oleh Muhammad Farid selaku pembimbing I dan Muliadi Mau selaku pembimbing II). Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui proses komunikasi antarbudaya etnis Tionghoa dan etnis Bugis di Sengkang ; (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses komunikasi antarbudaya antara etnis Tionghoa dan etnis Bugis di Sengkang. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wajo. adapun informan-informan ini penelitian ini adalah orang-orang yang ditentukan secara purposive sampling yaitu dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu bahwa mereka dianggap berkompeten untuk menjawab pertanyaan peneliti. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka berupa buku-buku, jurnal dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hasil Penelitian yang didapatkan menunjukkan proses komunikasi antarbudaya ditandai dengan adanya : Pertama, Komunikasi Antarpersona, Kedua, Komunikasi Sosial dan Ketiga, Lingkungan Komunikasi. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses komunikasi antabudaya etnis Tionghoa dan etnis Bugis sekaligus menjadi faktor pendukung adalah Pertama, Saling memahami dan saling menghargai budaya masing-masing. Kedua, Dari segi bahasa kedua etnis ini menggunakan bahasa Bugis. Ketiga, Sikap toleransi kedua etnis tersebut. Keempat yaitu Kawin silang antara etnis Tionghoa dan etnis Bugis. Kelima, Kedua etnis berusaha untuk mempelajari kebudayaan masing-masing dengan cara mengamati langsung dan bertanya tentang bagaimana budaya keduanya. Keenam yaitu Kepercayaan dan saling terbuka diantara kedua etnis. Ketujuh adalah ketika etnis Tionghoa menganggap bahwa dirinya adalah warga asli yang bermukim di Sengkang sehingga tidak menonjolkan kesukuannya, dan sebaliknya etnis Bugis tidak pernah menganggap atau bersikap diskriminasi terhadap etnis Tionghoa. Faktor penghambat Pertama, adalah Minimnya pengetahuan tentang budaya keduanya sehingga menimbulkan kesalahpahaman makna budaya dari kedua etnis tersebut. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis Bugis sudah sangat menyatu, dari segi budaya mereka saling menghargai kebudayaan masing-masing bahkan sebagian besar dari warga etnis Tionghoa paham betul dengan kebudayaan-kebudayaan etnis Bugis dan mereka menganggap bahwa budaya etnis Bugis adalah budaya mereka juga. Etnis Tionghoa yang lahir dan besar di Sengkang, setiap hari mempelajari budaya etnis Bugis agar bisa beradapatasi di masyarakat tempat mereka bermukim.