Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap Pada RS Hikmah

Main Author: Saputri, Dani
Format: Thesis
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1303
Daftar Isi:
  • Tugas akhir alumni Fak. Ekonomi (Akuntansi) thn. 2012
  • Penelitian ini membahas tentang penentuan tarif rawat inap di Rumah Sakit dengan menggunakan metode Activity-Based Costing. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan suatu rincian mengenai pentingnya penentuan tarif rawat inap yang akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan saat penetapan tarif rawat inap dan membedakan dengan perhitungan akuntansi biaya tradisional. Penelitian di lakukan di Rumah Sakit Hikmah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Activity-Based Costing. Dalam penelitian ini akan dibandingkan dengan perhitungan akuntansi biaya tradisional. Activity-Based Costing adalah metode penentuan harga pokok yang menelusur biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan dalam metode ABC lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional. Dari hasil perhitungan didapat bahwa total biaya perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity-Based Costing untuk Super VIP Utama Patompo Rp. 511.808,52, Super VIP Biasa patompo Rp. 491.924,34, VIP Utama Rp. 392.805,66, VIP Biasa Rp. 360.530,42, Kelas I Rp. 342.360,09, Kelas II Rp. 304.964,88, Kelas III Rp. 170.899,35.Dengan menggunakan metode Activity-Based Costing di bandingkan dengan perhitungan akuntansi biaya tradisional selisihnya untuk kelas Super VIP Utama Patompo sebesar Rp. 88.191,48, Super VIP Biasa Patompo sebesar Rp. 8.075,88, dan VIP Utama sebesar Rp. 7.194,34, VIP Biasa Rp. 60.530,42, Kelas I Rp. 92.360,09, Kelas II Rp. 154.964,88, dan Kelas III Rp. 70.899,35. Dari hasil perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan metode Activity-Based Costing, apabila dibandingkan dengan metode tradisional maka metode Activity-Based Costing memberikan hasil yang lebih besar kecuali pada kelas Super VIP Utama Patompo, Super VIP Biasa Patompo, dan VIP Utama yang memberikan hasil lebih kecil. Hal ini disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyaknya cost driver.